Tulungagung, Kongkrit.com—Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tulungagung kembali menegur dua SMK swasta di Tulungagung, Rabu (27/01/2021) ) siang. Kedua lembaga pendidikan tersebut ditegur Satgas,lantaran terpantau masih melakukan pembelajaran tatap muka, padahal kasus Covid-19 di Tulungagung masih meningkat.Tentu Hal ini nantinya akan berimbas bagi kedua kepala sekolah tersebut akan dipanggil oleh Cabang Dinas Pendidikan (Cabdin) Jatim Wilayah Tulungagung untuk menerima teguran.
Berdasarkan pantauan, awal mulanya Tim Satgas ini mendatangi salah satu sekolah yang berada di Kecamatan Kedungwaru.Dan setelah dicek dilokasi, didapati siswa sedang melakukan praktek kejuruan secara tatap muka.Kemudian Satgas langsung meminta pihak sekolah untuk memulangkan siswa tersebut. Tentu hal ini sudah melanggar aturan yang diberlakukan oleh Pemkab Tulungagung, lantaran kebijakan pembelajaran masih harus dilakukan secara daring.
Kabid Penegakan Perda dan Perbub, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Tulungagung, Artista Nindya Putra atau yang lebih akrab dipanggil Genot mengatakan, penindakan terhadap dua SMK swasta Islam yang berada di Kecamatan Kedungwaru itu, semula diawali oleh adanya aduan masyarakat lantaran di sekolah tersebut melakukan pembelajaran tatap muka.Berawal dari situ pihaknya langsung bertindak dengan melayangkan teguran dan mengintruksikan agar memulangkan siswa di kedua SMK swasta Islam tersebut. Menurutnya, jika kedepan didapati kembali, akan diproses hukum lebih lanjut berdasarkan keputusan leading sektor terkait.
“Dalam hal ini kami tidak main-main dalam menindak bagi pelanggar aturan. Jadi jika memang nanti masih kedapatan lagi melanggar, saya pastikan mereka mendapat sanksi terberat berupa pencabutan izin usaha,”ujar Genot.
Genot melanjutkan, sebenarnya selama ini Pemkab Tulungagung sudah memberikan surat kepada lembaga pendidikan agar tidak menyelenggarakan tatap muka terlebih dahulu. Apalagi, himbauan tersebut juga sudah tertuang dalam instruksi bupati yang mana Bupati menginstruksikan agar pembelajaran apapun dilakukan secara daring, mengingat jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 di Tulungagung masih tinggi.
“Berdasarkan data, sudah ada tiga sekolah dan satu bimbel yang diberikan teguran oleh Satgas. Yang jelas, tidak boleh menyelenggarakan tatap muka sampai ada intruksi lebih lanjut,”lanjut Genot.
Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jatim Wilayah Kabupaten Tulungagung, Solikin juga menambahkan,terkait adanya kejadian tersebut, pihaknya akan melakukan tindakan berupa pemanggilan kedua kepala sekolah tersebut dalam waktu dekat ini.Mengingat pihaknya sebelumnya juga sudah memberikan pengumuman kepada SMK/SMA agar pembelajaran dilakukan secara daring.
“Sebelunya saya sudah kami himbau kepada dua KS SMK swasta Islam itu untuk melakukan pembelajaran daring.Tapi jika nereka beralasan terkait praktek,sebaiknya ya menunggu selesainya PPKM dan kasus Covid-19 di Tulungagung mereda, dan itu baru bisa melaksanakan praktek,”jelas Solikin.
Ditempat terpisah, menurut salah satu Kepala SMK swasta Islam yang mendapatkan teguran tersebut, Lukman Subodro mengaku baru pertama kali ini pihaknya melakukan tatap muka. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian pihak sekolah karena selama pembelajaran daring, baik sekolah atupun siswa merasa kesulitan dalam pembelajaran. Bahkan dia mengaku, dalam proses kenaikan kelas kemarin, pihaknya harus menaikan semua siswa meskipun siswa tersebut tidak aktif dalam pembelajaran daring.
“Kami acuannya tanggal 25 itu, katanya pembatasan itu selesai pada tanggal 25. Saya tunggu kelanjutannya kok tidak ada tindak lanjut. Jadi kami berasumsi bahwa pembatasan kegiatan sudah selesai, makanya kami berani menggelar tatap muka. Itupun baru hari ini kami lakukan,” jelas Lukman.
Selain itu, Lukman berujar jika tatap muka yang dilakukannya ini tidak serta merta dilakukan tanpa persetujuan oleh orang tua siswa. Menurutnya, para orang tua siswa sebenarnya juga sudah memberikan persetujuan untuk anaknya melakukan tatap muka. Meskipun begitu, dengan kedatangan Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tulungagung ini merupakan sebuah teguran dan pembelajaran bagi pihaknya. Dia berharap agar Covid-19 segera berakhir dan sekolah bisa kembali normal.
“Ini tadi yang praktek adalah kelas 12. Ada tiga kelas, dalam setiap kelas diisi oleh empat sampai enam siswa. Artinyakan disini protokol kesehatan sudah kami jaga sebenarnya. Saya berharap hal yang sama juga dilakukan kepada sekolah-sekolah lain yang juga masih menyelenggarakan tatap muka,” pungkasnya.(Soim)
Discussion about this post