Muadz bin Amr berkata: "Saya mendapat berita bahwa ia adalah orang yang pernah mencaci maki Rasulullah Saw. Demi Allah yang jiwa saya dalam genggaman-Nya! Jika saya melihatnya, mata saya tidak akan berkedip sebelum salah seorang di antara kami tewas terlebih dahulu.”
Abdurrahman sangat heran dan kagum dengan tekad anak muda ini.
Namun tiba-tiba, anak muda yang disebelah kirinya (yaitu Mu'awidz bin Afra) juga berbisik dan bertanya tentang hal yang sama; yaitu tunjukkan mana dia Abu Jahal itu.
Lalu Abdrurahman melanjutkan kisahnya: “Tiba-tiba saja saya melihat Abu Jahal berjalan di tengah-tengah kerumunan orang ramai (para algojo pengawalnya).
Saya berkata, “Tidakkah kalian melihat orang itu? ia adalah orang yang baru saja kalian tanyakan kepadaku!”
Melihat Abu Jahal, darah amarah kedua pahlawan belia ini pun membara.Tekad bulat mereka semakin mantap untuk merealisasikan tugas yang sangat mulia, yang senantiasa bergeliat dalam mimpi dan benak pikiran meraka.
Dengan gagah berani, kedua anak muda belia itu masuk menembus barisan pengawal Abu Jahal.
Muadz bin Amru bin Jamuh berhasil menebas betis kaki Abu Jahal sehingga putus dengan sekali tebas.
Sedangkan Mu'awidz berhasil pula menebas Abu Jahal dengan pedangnya dari arah lain, sehingga Abu Jahal langsung tersungkur, meregang nyawa.
