Mimpi yang Tersisa

Foto Eri Jon Martin
×

Mimpi yang Tersisa

Bagikan opini
Ilustrasi Mimpi yang Tersisa

KONGKRIT.COM - Di sebuah kota kecil yang indah dengan udara sejuk, seorang pria tua duduk termenung, bersandar pada sebatang pohon di belakang rumahnya.

Bukittinggi, Rabu (22/01/2025) Pria yang tampak lebih muda dari usianya itu menyulut sebatang rokok, menghisapnya dalam-dalam, lalu menghembuskan asap ke udara. Hembusan itu seolah menjadi caranya melepaskan beban hidup yang terus menghimpit.

Kini ia hidup sebatang kara. Tak ada istri atau anak yang menemaninya, terutama di saat ia sangat membutuhkan kasih sayang mereka.

"Istri dan anak semata wayangku ...," gumamnya lirih.

Entah di mana mereka berada. Sudah lama tak ada kabar atau berita. Ia hanya bisa bertanya-tanya, dengan siapa lagi ia bisa berbagi cerita dan keluh kesah dalam hidupnya yang penuh kesepian ini.

Mereka pergi begitu saja tanpa sepatah kata perpisahan. Tidak ada "selamat tinggal," apalagi alasan yang jelas.

"Apa salah dan dosa yang telah aku perbuat hingga kalian tega meninggalkan luka sedalam ini?" pikirnya.

"Apa karena aku hanya seorang kuli?" tanyanya lagi dalam hati.

"Kalau memang itu alasannya, mengapa dulu kau terima lamaranku? Mengapa kau tidak menolak dari awal?"

Pria itu perlahan bangkit dan masuk ke rumah sederhananya. Matanya tertuju pada sebuah foto yang tergantung di dinding—potret istri dan anaknya.

Bagikan

Opini lainnya
Terkini