Di ujung jalan yang sepi, berselimut awan hitam pekat, seorang perempuan muda duduk berlindung di bawah sebatang pohon, menghindari dinginnya senja.
Bukittinggi, Selasa, 14 Januari, sebuah kota kecil yang terkenal dengan Jam Gadang sebagai ikonnya. Kota wisata ini menjadi tujuan para turis mancanegara dan lokal. Siapa pun yang mengunjungi kota nan indah ini akan sulit melupakan pesonanya.
Di tempat itulah, perempuan muda tersebut mengingat kisah cintanya yang begitu sulit dilupakan. Di kota ini pula, ia menyimpan kenangan bersama pujaan hatinya.
Namun, lamunan tentang cinta itu buyar ketika sang anak yang masih balita merengek minta digendong.
Bocah kecil itu tertidur lelap di pangkuannya, tak peduli dengan dinginnya senja atau hiruk-pikuk sekitarnya.
Perempuan itu menatap wajah anaknya dengan penuh kasih. Lalu terlintas dalam pikirannya, "Mengapa aku harus berada di sini?"Ia mengingat sosok lelaki yang pernah menjadi tumpuan hatinya. Lelaki yang begitu berarti baginya dan bagi anak mereka. Namun kini, bahagia yang dulu mereka rasakan bersama hanya tinggal kenangan.
"Kau pergi meninggalkan semua yang pernah kita bangun. Melupakan buah hati kita yang membutuhkan kasih sayangmu. Tidakkah kau rindu pada anakmu? Di mana kau sekarang? Mengapa begitu tega meninggalkan kami?"
Ingatan itu membawa perempuan muda itu pada momen-momen manis bersama lelaki itu. Dulu, lelaki tersebut selalu memujanya, membujuk dengan kata-kata manis hingga ia percaya sepenuhnya.
Namun setelah mendapatkan apa yang diinginkan, lelaki itu pergi tanpa sepatah kata, meninggalkannya dalam luka mendalam.
