Membaca Ulang Perjalanan Tan Telanai

Foto Hasbunallah Haris
×

Membaca Ulang Perjalanan Tan Telanai

Bagikan opini
Ilustrasi Membaca Ulang Perjalanan Tan Telanai

Persyaratan yang diberikan tersebut tak dapat dipenuhi oleh Tan Telanai karena saat fajar terbit, candi tersebut belum sepenuhnya selesai dibangun. Tan kemudian menjadikan Puti Pinang Masak sebagai sahabat saja dan tidak menaruh dendam, bahkan tanpa curiga cara tersebut adalah siasat Puti untuk menolak lamaran secara halus.

Di sini sudah dapat ditarik satu benang merah abad berapa Tan mendatangi Jambi, ceritanya yang bersinggungan dengan Kerajaan Pagaruyung menandakan kedatangannya sekitar abad ke-10 hingga 13 M (perlu kembali dilakukan penelitian). Namun ini tentu saja menimbulkan banyak pertanyaan, seperti bukankah Islam sudah masuk ke Jambi sejak abad ke-7 M? Dan apakah Puti Pinang Masak versi Tan Telanai sama dengan versi istri Rang Kayo Hitam? Ini tentu saja menimbulkan penelitian baru, namun sebelum itu kisah Tan Telanai belum akan berakhir.

Akhir Riwayat Tan Telanai

Dikisahkan bahwa selepas gagalnya perkawinan antara Tan Telanai dengan Puti Pinang Masak, dia mengambil satu istri yang tidak disebutkan namanya dan memiliki anak. Tan kemudian memanggil ahli nujum (saya menggunakan istilah yang dipakai dalam catatan hidup Tan Telanai, yang mungkin juga dapat diartikan sebagai dukun istana atau peramal) dan diperintahkan untuk meramalkan nasib anaknya. Ahli nujum, kemudian mewartakan bahwa kelak anaknya tersebut akan mengambil alih kerajaan dari tangannya secara paksa, atau anaknya itulah yang akan memnghabisi nyawa Tan sendiri.

Mendapati ramalan tersebut, Tan memerintahkan agar Datuk Emping Besi untuk membuatkan peti serta menuliskan sebuah surat, anak tersebut akan dihanyutkan ke lautan luas demi menghindari nasib sialnya di masa depan. Setelah anak tersebut hilang, ternyata dia tidak mati, bayi yang berada di dalam peti tersebut diselamatkan oleh Ratu Siam.

Baginda bertitah kepada Datuk Emping Besi untuk membuat sebuah peti dengan tujuh lapis lengkap dengan kuncinya sekali, un-tuk tempat menghanyutkan anak Baginda. Tukang yang pandai-pan-dai pun berusaha akan membuat peti itu. Tak berapa lama siaplah sekalian peti itu. (Tan Telanai. Hal: 22)

Takdir tidak bisa dikendalikan, anak Tan Telanai dididik di Siam dan diceritakan dari mana dia berasal, anak tersebut kemudian murka dan bersumpah akan membunuh ayahnya sendiri. Di babak selanjutnya, barangkali kita sudah sama-sama dapat menerka apa yangt terjadi, Tan Telanai mati di tangan anaknya sendiri.

Tidak berapa lama sampailah anak Tan Talanai di Mudik yaitu di panggalan ayahnya; perang tanding puri terjadi antara bapak denµn anak, sama-sama empas-menghempaskan, tikam-menikam terjadi ru-panya sama-sama tidak dimakan oleh senjata. Akhimya Baginda Raja Tan Talanai berkata kepada anaknya: "Kalau anakanda mau juga membunuh bapak, ambillah bemban batu! pacung sekali! dan ~amkan kepadaku! barulah engkau dapat -memat1kan aku". Dengan tidak berpikir panjang lagi anak Tan Talanai langsung menikatnkan ba~u tersebut kepada ayahnya. Matilah Raja Tan Talanai dalam tangan anaknya sendiri. Jenazah Baginda Tan Talanai dibawa oleh anaknya ke tanah Siam. Kini anak Tan Talanai menjadi raja turun-temurun di negeri Siam. Itulah sebabnya dikatakan orang bahwa Raja Siam asalnya dari Jambi. Raja Jambi yang laki-laki asalnya dari Turki dan yang perempuan asalnya dari Pagaruyung. (Tan Telanai. hal: 24)

Dengan matinya Tan Telanai, tentu saja tidak akan menghentikan laju roda sejarah, Puti Pinang Masak kemudian mengambil alih Jambi dan menjadikan Tanjung Jabung sebagai pelabuhan tersibuk nomor dua setelah Aceh (ketika itu) di masa inilah Jambi memulai jilid baru sejarahnya, saat kedatangtan orang Turki gelombang II yang bernama Paduka Berhalo yang kemudian menikah dengan Puti Pinang Masak. Kekuatan pelabuhan Tanjung Jabunglah yang menarik minat orang-orang Jawa, Cina, dan Turki, untuk berdagang ke sana, dan mereka menyebut nama pinang masak dengan sebutan jembee yang kini menjadi Jambi. Nama Tan Telanai pun diabadikan menjadi nama lapangan terbang yang semula bernama lapangan terbang palmerah.

(*)

Bagikan

Opini lainnya
Terkini