KONGKRIT.COM - Seorang pemabuk berjalan terhuyung-huyung di tengah gerimis hujan, sambil bicara sendiri dengan celoteh yang tak karuan. Di tangan kirinya, ia masih memegang satu botol minuman.
Hari sudah menunjukkan pukul 04.30 pagi. Pemabuk tadi terus berjalan tanpa arah. Gerimis mulai berhenti turun, bersamaan dengan terdengarnya alunan suara azan dari masjid di sekitar jalan yang ia lalui. Suara itu begitu merdu terdengar di pagi yang dingin ini.
Sang pemabuk tertegun ketika mendengar suara azan, seakan baru sadar dari pengaruh alkohol.
Perlahan ia berhenti berjalan dan duduk di bangku di pinggir jalan. Ia mendengarkan azan yang sedang berkumandang, seolah mendengar lagu kesukaannya.
Perlahan, ia mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan yang sudah mulai keriput dimakan usia.
Tanpa sadar, sang pemabuk berucap, "Astaghfirullah," berulang kali. Sejenak ia termenung, mengingat apa yang telah ia perbuat, dan terlintas di benaknya wajah anak-anaknya di rumah yang telah lama berharap kepulangannya.Lirih, sambil bergumam, ia berkata, "Aku telah memberikan contoh yang tidak baik bagi anak-anakku. Aku khilaf. Aku merasa berdosa terhadap keluargaku. Ya Tuhan, ampunilah hamba-Mu ini, ya Allah."
Suara azan tak terdengar lagi. Sang pemabuk berkata dalam hatinya, "Aku akan melaksanakan salat subuh. Walaupun badan penuh dengan kotoran dosa, aku tak peduli. Aku akan sujud pada-Mu, ya Allah.”
“Aku akan meminta ampunan atas segala dosa dan kesalahan. Aku tak peduli diterima atau tidak salatku pagi ini, yang jelas aku akan menunaikan kewajibanku sebagai umat-Mu."
Dengan tubuh yang masih sempoyongan, sang pemabuk segera beranjak pergi menuju masjid untuk berwudu.