Ma'had Al-Zaytun Indramayu Didemo Ribuan Orang, Masyarakat Perlu Tabayun

×

Ma'had Al-Zaytun Indramayu Didemo Ribuan Orang, Masyarakat Perlu Tabayun

Bagikan berita
Ma'had Al-Zaytun Indramayu Didemo Ribuan Orang, Masyarakat Perlu Tabayun
Ma'had Al-Zaytun Indramayu Didemo Ribuan Orang, Masyarakat Perlu Tabayun

Kongkrit.com – Ma'had Al-Zaytun di Indramayu didemo penduduk terhadap Kamis, 15 Juni 2023. Massa aksi berasal berasal dari Forum Indramayu Menggugat (FIM).Ada ribuan orang yang hadir menyuarakan tuntutan mereka kepada Pemimpin Ma'had Al-Zaytun yaitu Syekh Panji Gumilang.

FIM menyerbu Ma'had Al-Zaytun untuk menghendaki klarifikasi ke Syekh Panji Gumilang berkaitan pernyataan-pernyataannya yang dinilai melukai hati umat Islam.Dari lima poin tuntutan, salah satunya adalah mendesak MUI dan Kementerian Agama untuk mengusut tuntas dugaan ajaran sesat di Ma'had Al-Zaytun.

Isu NIIIsu yang menyebutkan Syekh Panji Gumilang bagian berasal dari NII KW9 sudah lama bergulir. Ditambah lagi, akhir-akhir ini banyak pernyataan kontroversial Syekh Panji Gumilang yang beredar di sarana sosial. Misalnya perkataan mengenai dirinya sebagai komunis, mazhabnya Soekarno, Al-Qur'an perkataan Nabi.

Ada pula sejumlah kejanggalan di Pondok Ma'had Al-Zaytun seperti saf yang tidak lazim, perempuan sebagai khatib Jumat dan menjadi imam shalat. Ada pula isu tindak asusila yang dijalankan oleh pimpinan ma'had lewat unggahan video.Pendemo menyadari kajian mengenai sesat atau tidak di bidang keagamaan merupakan wilayah MUI dan ini harus ditindaklanjuti.

Baca juga:

Persoalan sosial lain terhitung mengemuka, andaikata mengenai kepemilikan tanah dan pengelolaannya oleh pimpinan Ma’had al-Zaytun. Pendemo terhadap terhitung mengancam bakal lakukan demo ke Istana Negara jika tuntutan mereka tidak ditindaklanjuti.Pernyataan MUI

Ribuan pendemo yang berkunjung disambut pihak internal Ponpres Al-Zaytun yang melakukan pengamanan. Mereka sudah berkumpul sejak pagi dan membaca asmaul husna.“Selamat berkunjung para pendemo berasal dari FIM. Kami sambut dengan 10.000 penyambut, andaikata kalian berlaku damai kami bakal tepuk tangan untuk anda semua. Bila sebaliknya, jangan tanya apa yang bakal terjadi". Demikian tulisan di salah satu pamflet yang terdapat di tengah-tengah massa aksi.

Pada kala demonstrasi berlangsung, kegiatan belajar di Mah'ad Al-Zaytun tetap berjalan sebagaimana mestinya.MUI masih lakukan pendalaman dan kajian mengenai sikap keagamaan Syekh Panji Gumilang. Namun, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa Prof. Asrorun Ni’am Sholeh, menegaskan bahwa soal wanita menjadi khatib sudah menyadari dilarang. Jadi bukan masalah gender, ada diskriminasi, atau siapa yang lebih pintar.

Sikap EksklusifSikap eksklusif yang diperlihatkan oleh pimpinan ma'had terhitung mampu mempersulit keadaan, walaupun, di sisi lain tindakan penduduk yang berdasarkan kabar di sarana sosial terhitung belum pasti benar.

Akan lebih baik tabayun, bertemu segera dengan pimpinan ma'had supaya ada klarifikasi. Pasalnya, belum pasti kabar di sarana sosial benar.Pada era digital semacam ini, jika ada political will berasal dari pimpinan ma'had untuk tidak menimbulkan kegaduhan bakal lebih elegan, andaikata mampu untuk sumber penelitian, inspirasi, bahkan mampu berkolaborasi di bidang lain dengan penduduk setempat, pemerintah dan pemangku keperluan keagamaan lainnya.

Persoalan sikap eksklusif dan birokratis ini yang dialami oleh MUI kala melakukan izin permintaan penelitian dan wawancara yang dibalas lewat LKM Masjid Rahmatan lil ‘alamin al-Zaytun Indonesia. Dengan dalih jadwal padat sampai akhir tahun segenap eksponen Ma’had al-Zaytun dengan program-programnya sudah terjadwal seperti program keseharian maupun program pengembangan usaha di luar area seperti Provinsi NTB, Maluku Utara dan lebih dari satu Kawasan di Kalimantan Timur serta Papua Barat.Padahal pasti kegiatan-kegiatan ini ada Tupoksi tiap-tiap dan mampu didelegasikan kepada penanggung jawabnya. Ada kala yang mampu di sajikan untuk merampungkan program skala prioritas dan mendesak untuk diselesaikan, bahkan menyangkut masalah keagamaan yang terlalu sensitif.***

Editor : Siti Rahmadani Hanifah
Sumber : 228077
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini