Oleh : Tongat
Ilmu pengetahuan adalah suatu hal yang wajib untuk di tuntut ,di pelajari dan dan di buktikan dengan kenyataan yang ada,setinggi apapun ilmu yang anda dapat janganlah membuat lupa akan kebesaran Tuhan,kalau boleh kita renungkan sebagai seorang penulis terinspirasi dari sebuah lirik lagu yang di bawakan oleh raja dangdut Rhoma irama bait satu samapi dengan bait ke lima:
Dari masa ke masa manusia (manusia)-Berkembang peradabannya-Hingga di mana-mana manusia (manusia) Merubah wajah dunia. Gedung-gedung tinggi mencakar langit Nyaris menghiasi segala negeri Bahkan teknologi di masa kini Sudah mencapai kawasan samawi. Tapi sayang disayang manusia (manusia) Lupa diri tinggi hati lebih dan melebihi tingginya (tingginya) Pencakar langitnya tadi
Sejalan dengan roda pembangunan. Manusia makin penuh kesibukan Sehingga yang wajib pun terabaikan Sujud lima waktu menyembah Tuhan Karena dimabuk oleh kemajuan Sampai computer dijadikanTuhan (yang bener aje) Kalau bicara tentang dunia (dunia) Aduhai pandai sekali Tapi kalau bicara agama (agama) Mereka jadi alergi
Ilmu-ilmu agama adalah ilmu
yang wajib dimiliki oleh setiap muslim.
Demikian juga, semakin bertambah ilmu semestinya semakin bertambah pula keimanan seseorang akan Rabbnya. Akan tetapi yang banyak terjadi, semakin pintar seseorang dalam ilmu pengetahuan alam misalnya, tidak
semakin menambah keyakinannya akan Rabbnya. Pemisahan nilai-nilai
ketuhanan dari setiap ilmu yang dipelajari telah menyebabkan
anak didik sekuler dari nilai-nilai agamanya.
Di dalam Islam bukanlah sekadar agama yang membangun spiritual sesuatu masyarakat, Islam tidak cukup dengan menjalankan solat lima waktu, puasa, zakat dan Haji. Lebih dari pada itu Islam adalah cara hidup (way of life).
Oleh sebab itu tulisan ini secara khusus membahas peran Islam dalam kehidupan manusia. Maka sangatlah penting ilmu pengetahuan di dalam Islam.
HUBUNGAN TAUHID DENGAN ILMU PENGETAHUAN
Dari segi unsur-unsur kebudayaan, agama merupakan universal cultural, yang artinya terdapat di setiap daerah kebudayaan dimana saja masyarakat dan kebudayaan itu berada. Salah satu prinsip teori fungsional menyatakan bahwa segala sesuatu yang tidak berfungsiakan lenyap dengan sendirinya. Dengan kata lain, setiap kebudayaan memiliki fungsi. Konsekuensinya, setiap yang tidak berfungsiakan hilang atau sirna. Karena sejak dulu hingga sekarang agama dengan tangguh menyatakan eksistensinya, berarti ia mempunyai dan memerankan sejumlah peran dan fungsi di masyarakat.[1] (Djamari, 1993:79)
Menurut istilah Agama Islam, Tauhid itu ialah “Keyakinan tentang satu atau Esa-Nya Tuhan”, dan segala pikiran dan teori berikut dalil-dalilnya yang menjurus kepada kesimpulan bahwa Tuhan itu satu disebut ilmu Tauhid. Di dalamnya termasuk soal-soal kepercayaan dalam Agama Islam. Menurut kaidah atau definisi para ahli, Ilmu Tauhid itu, ialah:
Artinya: “Ilmu yang membahas segala kepercayaan keagamaan dengan menggunakan dalil-dalil yang meyakinkan”.
Perintah yang sangat mendasar yang terdapat dalam ajaran Islam adalah mengesakanTuhan dan cegahan melakukan tindakan syirik. Tauhid dan syirik adalah dua sisi yang tidak dapat dipisahkan, meskipun antara yang satu dengan yang lainnya sangat berbeda. Dalam Al-Qur’an (Q.S Al-Ikhlas [112]: 1-4),
Artinya: Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang MahaEsa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”
Sebagaimana dikatahan di atas, sisi kedua cegahan syirik. Dalam Al Qur’an (Q.S Luqman)
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.
Perintah mengesakan Tuhan mengandung arti bahwa manusia hanya boleh tunduk kepada Tuhan. Ia tidak boleh tunduk kepada selain-Nya karena ia adalah puncak ciptaan-Nya (NurcholisMadjid, 1998: 18). Karena ia hanya boleh tunduk kepadaTuhan, manusia oleh Allah dijadikan sebagai khalifah (Q.S Al-Baqarah [2]: 30).
Pengetahuan dalam pandangan Islam sebenarnya hanya satu. Untuk kepentingan pendidikan, pengetahuan yang satu itu harus diklasifikasikan; klasifikasi garis besar ialah:
pengetahuan yang diwahyukan dan pengetahuan yang diperoleh.
Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah teori. Maka isi ilmu pendidikan adalah teori-teori tentang pendidikan; ilmu pendidikan Islam merupakan kumpulan teori tentang pendidikan berdasarkan ajaran Islam.
Konsekuensi dari tauhid adalah bahwa manusia harus menguasai alam dan haram tunduk kepada alam. Menguasai alam, berarti menguasai hukum alam, dan dari hukum alami ini, ilmu pengetahuan dan teknologi dikembangkan. Sebaliknya, syirik berarti tunduk kepada alam (manusia dikuasai oleh alam). Dimana akan melahirkan kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan. Jadi, terdapat hubungan timbal balik antara tauhid dengan dorongan pengembangan ilmu pengetahuan, juga ada hubungan timbal balik antara syirik dengan kebodohan.
Dengan demikian, sumbangan atau peran Islam dalam kehidupan manusia adalah terbentuknya suatu komunitas yang berkecenderungan progresif, yaitu suatu komunitas yang berkecendrungan progresif, yaitu suatu komunitas yang dapat mengendalikan, memelihara, dan mengembangkan kehidupan melalui pengembangan ilmu atau sains. Penguasaan dan pengembangan sains bukan hanya termasuk amal saleh, melainkan juga bagian dari komitmen keimanan kepada Allah.
Demikian tulisan ini, mudah mudahan bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi mereka yang cenderung lupa akan dirinya, mohon maaf.
Penulis adalah : Wartawan Kota Medan
Discussion about this post