KONGKRIT.COM - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Dharmasraya memanfaatkan sampah organik yang ada di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah di Jalan Raya Sitiung V, Nagari Koto Padang.
Pemanfaatan sampah organik tersebut mencapai pengomposan sebanyak satu ton dalam satu pekan terakhir.
Upaya ini dilakukan DLH selain untuk mengatasi penumpukan sampah di TPA, tetapi juga untuk mengutamakan keluhan dari masyarakat Dharmasraya yang mayoritas sebagai petani, ditambah dengan saat sekarang mengalami kenaikan pada harga pupuk.
Saat ini TPA sampah Koto Padang dapat menghasilkan kompos sampah organik sebanyak satu ton dalam satu pekan, sedangkan periode panen kompos tergantung pada jenis bahan baku sampah.
Jika bahan seperti kulit jengkol akan memakan waktu lama saat mengurai menjadi kompos, maka berbeda dengan bahan jenis limbah sayur-sayuran dan dedaunan yang prosesnya akan lebih cepat.
"Pada umumnya satu kali proses pengomposan memakan waktu dua minggu bahkan hingga satu bulan. Tentunya melalui pemilahan, pencacahan selanjutnya proses penguraian dan pengomposan bisa dimulai," ujar Kepala DLH Dharmasraya, Budi Waluyo pada Selasa, 19 Maret 2024.
Dinas Lingkungan Hidup Dharmasraya saat ini telah mempekerjakan empat orang tenaga setiap harinya untuk memilah dan memilih sampah organik untuk bahan dasar kompos."Begitu sampah organik yang dicacah sudah mencapai satu ton, maka kita akan langsung melakukan proses selanjutnya. Tapi, jika belum cukup maka akan ditunggu untuk pemenuhan kuota sampai satu ton," tambahnya.
"Produksi kompos yang dilakukan oleh DLH selain untuk mengatasi penumpukan sampah di TPA, juga sangat membantu para petani. Selain untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, juga meningkatkan kualitas tanah, dan mengurangi penggunaan pupuk kimia. Saat ini pupuk kompos DLH banyak digunakan oleh petani sawit di sekitar TPA," tambahnya lagi.
H. Sukri. seorang petani cabai musiman mengatakan bahwa ia sangat terbantu dengan adanya pupuk kompos produksi DLH tersebut.
Editor : Herawati Elnur