7 Fakta Dahsyat Surabaya, Kota Pahlawan di Tepian Sungai Brantas Jawa Timur

×

7 Fakta Dahsyat Surabaya, Kota Pahlawan di Tepian Sungai Brantas Jawa Timur

Bagikan berita
7 Fakta Dahsyat Surabaya, Kota Pahlawan di Tepian Sungai Brantas Jawa Timur. (Foto : Dok. Istimewa)
7 Fakta Dahsyat Surabaya, Kota Pahlawan di Tepian Sungai Brantas Jawa Timur. (Foto : Dok. Istimewa)

Kertanegara juga melakukan penyiksaan kepada salah satu utusan Mongol bernama Meng Khi di masa pemerintahan Kertanegara pada tahun 1289 Masehi.

Alhasil serbuan Mongol tersebut merupakan ekpedisi balas dendam kepada Raja Kertanegara namun berakhir dengan kekalahan.

3. Peristiwa 10 November

Peristiwa 10 November, dikenal dengan nama battle of surabaya atau pertempuran surabaya, merupakan pertempuran antara tentara dan milisi pro kemerdekaan Indonesia dengan Britania Raya.

Puncaknya terjadi pada 10 November 1945. perang ini juga tercatat sebagai perang pertama pasukan Indonesia melawan sekutu setelah proklamasi kemerdekaan dibacakan.

Pertempuran ini disebut sebagai pertempuran terbesar serta terberat dalam dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.

Marley Calvin Ricklefs dalam buku A History Of Modern Indonesian tahun 1993 menyebutkan usai pertempuran, dukungan rakyat Indonesia dan dunia internasional terhadap kemerdekaan Indonesia semakin meningkat.

Ketika pasukan sekutu mendarat di Surabaya pada akhir oktober 1945, Surabaya digambarkan sebagai benteng bersatu yang kuat, seperti yang tercatat dalam jurnal "Who Killed Brigadir Mallaby" yang ditulis oleh J.G.A Parrot tahun 1975.

Tentang pecahnya pertempuran pada 30 Oktober setelah komandan pasukan Inggris, Brigadir Aubertin Walter Sothern Mallaby tewas dalam baku tembak.

Hal ini berimbas kepada kemarahan Inggris, mereka melakukan serangan balasan pada 10 November disertai pesawat tempur. Pertempuran ini berlansung selama 3 minggu dengan korban jiwa 6000 sampai 16 ribu pejuang Indonesia tumbang di medan perang, serta lebih dari 200 warga sipil mengungsi.

Peristiwa ini kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan di Indonesia

Editor : Fiyume
Sumber : Dilansir dari Berbagai Sumber
Bagikan

Berita Terkait
Terkini