Menariknya, awalnya para peneliti menganggap kapur ini sebagai pertanda bahwa buruh zaman dulu asal-asalan mencampurkan bahan random ke adukan semen.
Padahal, justru dari situlah betonnya bisa lebih kuat dari bangunan modern kita sekarang.
Bahan sejenis kapur tersebut, ketika terkena air laut, bereaksi membentuk beton dengan potongan-potongan kapur yang tidak larut sepenuhnya.
Ini digunakan untuk membuat tembok-tembok dan jalanan zaman dulu.
Jika mereka retak, air akan masuk menyerap, lalu bereaksi dengan potongan kapur di dalamnya, dan menjadi semacam menghasilkan semen baru lagi.
Dengan cara ini, retakan-retakan bisa sembuh dengan sendirinya, mirip dengan luka baret di kulit yang bisa sembuh sendiri.
Inilah yang membuat tembok bangunan Romawi kuno menjadi lebih tahan lama seiring berjalannya waktu.Coba pikirkan. Teknologi kita mungkin canggih, efisien, atau instan, tapi ternyata masih ada hal-hal dari masa lalu yang tetap bisa membuat kita kagum.
Beton zaman dulu ini hanya satu contoh. Apakah mungkin, jawaban dari banyak masalah saat ini, sebenarnya sudah ada dari ribuan tahun yang lalu?
Sebuah renungan yang mengajak kita untuk melihat ke belakang dan menghargai kebijaksanaan teknologi masa lalu yang mungkin dapat menjadi inspirasi bagi inovasi masa depan.
Editor : FiyumeSumber : Kok Bisa?
