Ditambahkannya, tradisi yang juga dilakukan sebelum puasa yaitu dengan saling menyampaikan permohonan maaf. Yang mana dalam Megengan tidak hanya dilakukan secara lisan, namun juga disimbolkan melalui penyajian kue apem
yang memiliki makna yang sangat dalam. Istilah "apem" diambil dari kata "ngafwan" atau "ngafwun" yang berarti permohonan maaf.
"Simbol kue apem dalam Megengan juga mengandung arti mengajak kepada setiap pribadi manusia untuk salin merenungkan kesalahan dan kekhilafan yang pernah dilakukan, serta bersedia untuk memaafkan dan memperbaiki diri sebelum menjalankan ibadah puasa Ramadhan 1445 nanti," tambahnya.
Sementara itu Pengasuh Pondok pesantren Al Badru Alaina, KH, Amu Sidiq Amanah atau Abah Amu yang hadir dalam kesempatan tersebut menyampaikan apresiasi kepada Kepala Dinas Pertanian Tulungagung yang telah mengadakan acara Megengan dikantornya bersama seluruh staf dan karyawannya.
Menurutnya, Megengan bukan hanya sekadar sebuah tradisi saja, akan tetapi melalui acara megengan ini juga sekaligus sebagai wadah untuk meningkatkan spiritualitas dan kebersamaan dalam menyambut kedatangan bulan Ramadhan.
"Dengan selamatan megengan ini kita semua berharap bisa mendapatkan keberkahan dan kesuksesan dalam menjalankan ibadah selama bulan Ramadhan dan bisa mempererat tali silaturahmi diantara kita semua,"Bahkan menurutnya, melalui Megengan ini bisa mempererat tali Silaturahmi yang memiliki nilai pahala yang besar.
"Dengan bersilaturahmi maka Insya Allah akan dilapangkan rezekinya, serta dipanjangkan umurnya," ucapnya.
Selain itu menurutnya, dengan melalui tradisi megengan ini adalah sebagai wujud syukur terhadap Allah SWT yang telah memberikan karuniaNya berupa nikmat kesehatan, panjang umur dan rezeki yang barokah.
"Barang siapa yang bersyukur atas nikmat Allah niscaya Allah akan menambah kenikmatan tersebut dan sebaliknya barang siapa yang kufur atas nikmat Allah maka diberikan azab yang sangatlah pedih," pungkasnya.
Editor : Herawati Elnur