KONGKRIT.COM - Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat menggelar kegiatan rembuk stunting sebagai bagian dari aksi ke-3 dari delapan aksi konvergensi stunting di Aula Kantor Bupati pada Kamis, 29 Februari 2024.
Rembuk stunting merupakan langkah penting untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting yang terintegrasi antara OPD penanggung jawab layanan, sektor non-pemerintah, dan masyarakat.
Wakil Bupati Pasaman Barat, melalui Asisten Administrasi, Raf'an, menekankan dua aspek utama dalam penurunan stunting: konvergensi seluruh program kegiatan dan perubahan perilaku masyarakat.
Raf'an menekankan isu lintas sektor yang memerlukan kerja kolaboratif dan peran semua pihak, termasuk pemerintah, akademisi, media, masyarakat, dan badan usaha.
Selain itu, Raf'an menyoroti pentingnya penajaman isu dan keterbukaan data untuk menyasar sasaran prioritas secara konvergen.
Ia juga mengajak pelaku usaha, terutama PKS dan perkebunan kelapa sawit di Pasaman Barat, untuk bersama-sama dengan pemerintah daerah mengalokasikan dana kewajiban atau CSR kepada sasaran yang paling prioritas.
Ketua DPRD Pasaman Barat, Erianto, menyampaikan bahwa lembaga DPRD telah mengalokasikan kegiatan penanganan stunting dan kemiskinan melalui pokok-pokok pikiran.Ia berkomitmen untuk lebih meningkatkan pengawalan terutama terkait alokasi DAU untuk program yang sesuai dengan sasaran prioritas stunting dan kemiskinan ekstrem.
Pemaparan dari Kepala Bappelitbangda Pasbar, Ikhwanri, mencatat bahwa dari 5.397 balita stunting pada tahun 2022, sebanyak 1.839 balita (34,18%) berhasil pulih pada tahun 2023.
Namun, 1.299 balita (24,17%) masih mengalami stunting. Ikhwanri menyoroti perlunya perhatian terhadap 1.090 balita (20,20%) yang telah lewat usia balita.
Editor : Herawati Elnur