"Jadi, istilahnya ketika lahir anak tersebut benar - benar sehat tidak membawa penyakit penyerta yang bisa menyebabkan anak ini dalam kondisi stunting. Dan kasus stunting yang terjadi di Desa Karangtalun kebanyakan karena ada penyakit penyertanya atau bawaan dari lahir," ungkapnya.
Ita menyebut, dibandingkan dengan data pada tahun 2023 lalu, jumlah balita stunting di Desa Karangtalun ada sebanyak 5 anak, dan di tahun ini tercatat ada 3 balita saja, yang artinya sudah mengalami penurunan.
"Semoga saja di tahun berikutnya angka stunting di Desa Karangtalun bisa lebih ditekan lagi dan bisa zero stunting," harapnya.
Sementara itu Kades Karangtalun, Drs, Agus Imam Wijayanto, M.Si, menyampaikan, dengan adanya sosialisasi tersebut bisa memberikan edukasi kepada warga masyarakatnya.Pihaknya berharap kepada semua pihak dalam hal ini stakeholder terkait, mulai dari kader posyandu, calon pengantin, ibu hamil dan ibu balita bisa mengetahui dan memahami tentang cara-cara maupun upaya guna mencegah adanya stunting.
"Melalui kegiatan ini kami berharap nantinya tidak ada lagi balita stunting di desa kami. Dan semoga kedepannya Desa Karangtalun bisa benar - benar Zero Stunting," harapnya.
Editor : Herawati Elnur