Jakarta, Kongkrit.com – Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pertama kalinya ikut memperingati Hari Nakba atau pengusiran massal Palestina sebab Israel pada Senin, 15 Mei 2023. Hal itu dimanfaatkan untuk menyuarakan kembali penentangan Palestina pada keanggotaan Israel di PBB.Presiden Palestina, Mahmoud Abbas mendesak keanggotaan Israel di PBB segera ditangguhkan sebab menghalangi penerapan hukum internasional untuk keadilan negaranya.
Presiden Abbas menyerukan bahwa Israel harus menjunjung beragam resolusi internasional yang mengakui hak-hak rakyat Palestina."Kami meminta Israel menjunjung resolusi-resolusi ini atau (masyarakat internasional) menangguhkan keanggotaan Israel di PBB," ujar Mahmoud Abbas di dalam pengakuan di New York, AS, dikutip Kongkrit.com pada Selasa, 16 Mei 2023.
Abbas melanjutkan perihal ratusan resolusi sudah dibuat komunitas internasional untuk mengakui hak-hak rakyatnya, tetapi hingga saat ini tak tersedia satu pun yang diterapkan dan bermanfaat bagi Palestina.Bahkan, Amerika Serikat dan Inggris, menurut Abbas senantiasa menampik ikut campur di dalam kondisi Palestina dan Israel.
Dalam makna lain, Inggris dan AS merupakan pihak yang secara segera terlibat di dalam Nakba masyarakat Palestina."Mereka terlibat dengan Israel yang mendirikan dan menanam entitas lain di tanah air bersejarah kita untuk target kolonial mereka sendiri," ujarnya membeberkan tuduhan.
"Negara-negara ini menghendaki menghalau orang-orang Yahudi mereka dan menyita keuntungan berasal dari keberadaan mereka di Palestina," ujarnya lagi.Tak lupa, Abbas termasuk meminta komunitas internasional ikut ambil guna untuk memelihara masyarakat Palestina.
"Kami menjadi target kekerasan tiap-tiap hari. Kami mengeluh tiap-tiap hari. Kami menyeru Anda tiap-tiap hari, tolong lindungi kami. Mengapa Anda tidak memelihara kami? bukankah kita manusia? Anda lebih-lebih memelihara binatang," ujarnya menyuarakan pesan dukungan kepada masyarakat dunia secara umum.Diketahui, Hari Nakbah merupakan peringatan pengusiran rakyat Palestina pada 15 Mei 1948 silam.Saat itu, generasi Palestina merasakan hari paling kelam sebab dipaksa meninggalkan wilayah negaranya oleh komunitas Yahudi yang beralih menjadi negara Israel.Akibat tragedi itu, beberapa besar orang Palestina melarikan diri ke negara-negara sekitarnya dengan status sebagai pengungsi.
Sedangkan sisanya, sebanyak 150.000 orang Palestina pilih bertahan di atas tanah-tanah yang dikuasai Israel, tentu saja dengan diiringi banyak pengorbanan nyawa lainnya.***
Editor : Siti Rahmadani HanifahSumber : 224426