Mengenal Cadaver Sang "Guru Besar" dalam Box di Parkiran UNPRI Medan

×

Mengenal Cadaver Sang "Guru Besar" dalam Box di Parkiran UNPRI Medan

Bagikan berita
Mengenal Cadaver Sang  "Guru Besar" dalam Box di Parkiran UNPRI Medan (Foto : Dok. Istimewa)
Mengenal Cadaver Sang "Guru Besar" dalam Box di Parkiran UNPRI Medan (Foto : Dok. Istimewa)

Kadaver juga dapat diawetkan dengan berbagai metode, seperti formalin, cryogenics, minyak, alkohol, dan garam.

4. Berapa Lama Kadaver Bertahan?

Kadaver, atau mayat yang diawetkan, dapat bertahan selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun, tergantung pada metode pengawetan yang digunakan.

Salah satu metode umum adalah penggunaan formalin, sebuah larutan yang mengandung formaldehida, asam asetat, dan metanol.

Formalin mampu mencegah pembusukan dengan membunuh bakteri dan jamur, memungkinkan kadaver bertahan selama 10-20 tahun.

Namun, jika kadaver sering digunakan untuk praktikum di fakultas kedokteran, umurnya dapat lebih pendek.

Selain formalin, metode pengawetan kadaver lainnya adalah cryogenics, yang melibatkan pembekuan dengan suhu sangat rendah dan dapat membuat kadaver bertahan selama ratusan tahun.

Ada juga metode lain seperti pengawetan dengan minyak, alkohol, dan garam.

Di Indonesia, kadaver biasanya diperoleh dari mayat tanpa identitas, mayat yang tidak diklaim keluarga, atau mayat yang disumbangkan oleh pendonor.

Penggunaan kadaver melibatkan pembelajaran anatomi di fakultas kedokteran, di mana mahasiswa dapat memahami struktur dan fungsi tubuh manusia secara langsung.

Editor : Devi Irmayani Saiser
Bagikan

Berita Terkait
Terkini