KONGKRIT.COM - Pada bulan November yang lalu, Aceh menjadi pusat perhatian ketika sekelompok pengungsi Rohingya tiba di pantai daerah tersebut.
Keberadaan mereka memicu berbagai reaksi di masyarakat, yang menciptakan pro dan kontra terkait penolakan dan pengusiran yang terjadi.
Rohingya, sebuah kelompok etnis Muslim dari Myanmar, telah lama mengalami konflik dan perlakuan diskriminatif di negara asalnya.
Pada tahun 2017, lebih dari 742.000 orang Rohingya harus meninggalkan Myanmar karena tekanan dan kekerasan yang mereka hadapi.
Bangladesh menjadi salah satu negara tujuan utama bagi pengungsi Rohingya, dengan lebih dari 967.000 orang menetap di kamp-kamp pengungsian, terutama di Cox's Bazar.
Overcrowding di Kamp Pengungsian
Seiring berjalannya waktu, kondisi di kamp-kamp pengungsian tersebut menjadi semakin sulit.
Overcrowding, kurangnya keamanan, dan ketidaknyamanan menjadi alasan beberapa orang Rohingya memutuskan untuk mencari tempat tinggal yang lebih nyaman dan aman.Beberapa di antaranya memilih untuk melanjutkan perjalanan ke negara lain, termasuk Indonesia.
Pada tahun 2011, Aceh sebelumnya telah menjadi tempat perlindungan bagi lebih dari 2.000 pengungsi Rohingya.
Penerimaan positif pada saat itu didasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan dan solidaritas sesama umat beragama.
Editor : FiyumeSumber : Hirotada Radifan
