Kalabahi, Kongkrit.com—Komandan Kodim (Dandim) 1622/Alor Letkol Inf Supyan Munawar, S.Ag, pada hari Minggu (9/5/2021), di ruang kerjanya melaksanakan zoom meeting dengan Tim Penyusun Buku Prahara Badai Siklin Torpis Seroja NTT. Dalam zoom meeting ini, turut diwawancarai, Perwira Seksi Teritorial Kodim 1622/Alor Kapten Inf Samuel Ulle bersama Prada Kris Maniata sebagai Babinsa Desa Lippang.Dandim mengambarkan secara umum kondisi geografi, demografi dan kondisi sosial masyarakat di Kabupaten Alor, serta memaparkan suasana saat terjadinya badai siklon tropis seroja yang melanda wilayah Kabupaten Alor, pada hari Minggu tanggal 4 April 2021 yang lalu, juga penanganan pasca bencana.
Menurut Dandim, dengan kondisi geografi yang sangat sulit ini, maka saat kejadian banyak sarana prasarana4 atau infrastruktur seperti jembatan dan jalan terputus dan hancur.Kondisi ini menyulitkan bagi aparat TNI maupun aparat lainnya untuk menjangkau wilayah yang terisolasi karena material banjir serta tanah longsor maupun rusaknya infrastruktur tadi. Namun lewat upaya dan kerja kerja disertai niatan hati yang tulus untuk membantu masyarakat, maka kesulitan yang ada terasa tidak ada, ungkap Dandim 1622/Alor kepada tim penyusun buku prahara badai siklon tropis seroja NTT.
Sementara, Perwira Seksi Teritorial Kapten Samuel Ulle juga menggambarkan kondisi penanganan pasca bencana di wilayah Pulau Pantar yang total tertutup material banjir dan tanah longsor.Lewat upaya kerja keras, sehari setelah bencana, dalam waktu 86 jam bekerja siang dan malam berupaya membuka akses jalan agar bisa dilalui untuk pendistribusian bantuan logistik.Juga diuraikan oleh Babinsa Desa Lippang Prada Kris Maniata yang bisa menembus sampai ke loaksi kejadian banjir bandang di Desa Lippang menjadi sesuatu yang tidak mungkin bagi warga Lippang, namun kenyataannya Prada Kris bisa masuk sehari segelah kejadian banjir bandang.Menurut Prada Kris, dirinya waktu ingin melihat warga di Desa binaannya tersebut, yang terlintas dalam pikirannya adalah harus bertemu dan bisa mengetahui kondisi terakhir masyarakat. Hal ini membuat dirinay harus menelusuri hutan dan gunung dengan kendaraan roda dua miliknya hingga bisa tiba di lokasi kejadian, paparnya. (AV)
Editor : Siti Rahmadani HanifahSumber : 137974