Setelah bertahun-tahun menikah, pasangan ini tetap tidak memiliki anak, dan karena itu meditasi di puncak Gunung Bromo, memohon pertolongan kepada dewa gunung.
Dewa-dewa memberi mereka 24 anak, dengan syarat bahwa anak ke-25 harus dilemparkan ke dalam gunung sebagai korban manusia.
Permintaan para dewa itu dipatuhi, dan sehingga tradisi mempersembahkan korban ke dalam kawah gunung untuk meredakan para dewa
Ritual ini terus berlanjut hingga hari ini, meskipun sekarang digantikan oleh ayam, kambing, dan sayuran.
Dengan keindahan alam yang memesmerkan dan kekayaan budaya yang terjaga, Gunung Bromo dan upacara Yadnya Kasada menjadi bukti nyata keajaiban Indonesia.Melalui persembahan-persembahan yang penuh makna, suku Tengger terus merawat tradisi kuno mereka, mengukir warisan yang tak ternilai di lereng gunung yang megah ini.
Sebuah perjalanan ke Bromo bukan hanya tentang pemandangan alam yang menakjubkan tetapi juga tentang merasakan kedalaman spiritual dan kebersamaan dalam menjaga kepercayaan warisan nenek moyang.
Gunung Bromo dan Yadnya Kasada, sebuah cerita abadi yang terpatri dalam keberagaman budaya Indonesia.
Editor : FiyumeSumber : Wonderfull Indonesia