KONGKRIT.COM - Letjen TNI Purn Doni Monardo selama menjabat sebagai Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), dikenal karena kinerja yang tegas dan berdedikasi dalam menghadapi berbagai bencana di Indonesia. Salah satu momen pentingnya adalah saat penanganan berbagai bencana alam, termasuk gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung berapi, di antaranya penanganan bencana di Sulawesi Tengah dan Gunung Merapi.
Dia juga sangat aktif dan terlibat langsung dalam penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia. Kepemimpinannya di BNPB pada masa pandemi ini ditandai dengan koordinasi antarlembaga yang kuat dalam upaya penanganan dan penanggulangan COVID-19, termasuk upaya pencegahan, distribusi bantuan, dan koordinasi dengan berbagai pihak terkait.
Kinerjanya tercermin dalam upaya menyediakan bantuan kepada masyarakat terdampak bencana dengan cepat dan efisien serta dalam koordinasi antar instansi dalam situasi darurat. Meskipun tidak selalu tanpa kritik, namun perannya di BNPB telah diakui dalam menangani berbagai situasi darurat dan bencana di Indonesia.
Kini, putra asli minang tersebut telah berpulang kerahmatullah pada hari Minggu (3/12/2023). Kabar tersebut menyusul berbagai laporan mengenai perawatan intensif yang telah dijalaninya di rumah sakit sebelumnya.
Doni Monardo menjabat sebagai Kepala BNPB sejak 9 Januari 2019 - 25 Mei 2021, di mana perannya sangat signifikan dalam menangani pandemi Covid-19 di Indonesia. Sebelum memasuki posisi tersebut, Doni memiliki pengalaman yang beragam di lingkungan militer, termasuk pernah menjabat sebagai Dan Paspampres dari tahun 2012 hingga 2014, serta menjabat sebagai Danjen Kopassus pada periode 2014-2015.
Sebelum meninggal dunia, Doni Monardo merupakan Ketua Umum Persatuan Purnawirawan TNI AD Periode 2021 - 2026.Dilansir dari wikipedia, Doni Monardo lahir di Cimahi, Jawa Barat, 10 Mei 1963. Doni berdarah asli Minang. Ayahnya, Letkol CPM Nasrul Saad berasal dari Lintau, Kabupaten Tanah Datar dan sang ibu, Roeslina, dari Nagari Sungai Tarab, Tanah Datar. Karena ayahnya yang seorang prajurit, maka Doni kecil pun ikut berpindah-pindah.
Lahir di Cimahi, Doni lalu menghabiskan masa kanak-kanak di Aceh. Setelah itu, ia baru tinggal di Padang hingga lulus SMA Negeri 1 Padang pada 1981. Mengikuti jejak ayahnya, ia masuk Akademi Militer setelah lulus SMA.
Tahun 1985 ia mengawali masa kedinasannya sebagai seorang prajurit. Selama 36 tahun Doni berkarier menjalankan penugasan. Ia pernah berdinas di Banten, Bali, Aceh, Jakarta, Sulawesi Selatan, Bogor, Maluku, dan Jawa Barat. Penugasan luar negerinya juga termasuk menonjol.
Ia meninggal dunia pada usia 60 tahun di RS Siloam, Semanggi, Jakarta Selatan pada 3 Desember 2023.
Editor : HN. Arya Rajo SamponoSumber : Wikipedia.org