Masalah Batas Tanah, Mengapa Pengusaha Kerap Menghadapkan Aparat dengan Umat Khatolik

×

Masalah Batas Tanah, Mengapa Pengusaha Kerap Menghadapkan Aparat dengan Umat Khatolik

Bagikan berita
Masalah Batas Tanah, Mengapa Pengusaha Kerap Menghadapkan Aparat dengan Umat Khatolik
Masalah Batas Tanah, Mengapa Pengusaha Kerap Menghadapkan Aparat dengan Umat Khatolik

Manokwari, Kongkrit.com---Tugas aparat Brimob yang di BKO dari luar daerah ke Manokwari tujuanya untuk mengamankan situasi pasca aksi demo 19 Agustus 2019 lalu, meski demikian saat ini sejumlah Oknum aparat Brimob kerap digunakan sebagai tameng untuk menghadapi warga umat khatolik saat memulai pekerjaan di atas lahan tanah di jalan baru Kelurahan Sowi yang bersangketa dengan PT. Fulica land."Para pekerja yang mengoprasikan alat berat kerap di Hadapkan dengan sejumlah aparat Brimob terutama yang BKO dari Ambon ke Manokwari, mereka pekerja bahkan beberapa kali diamankan ke Polsek Kota," Kata Ketua Dewan Paroki Gereja Khatolik Imanuel Sanggeng, James Rahakbauw, Minggu (17/11) kemarin.

James Rahakbauw mengaku, sebagai warga negara yang baik pihaknya melakukan upaya dengan membuat laporan ke Bidang Propam Polda Papua Barat terkait dengan tindakan Oknum aparat Brimob BKO dari Maluku yang kerap digunakan oleh PT. Fulika land untuk menghadapi mereka, ketemu dann ada jaminan dari Propam.

"Dari pihak propam Polda yang kami temui kemarin pak Wem beliau menjamin tidak ada intervensi dari Polisi atau Brimob, Ia juga menyarankan bahwa BPN sebagai lembaga berwenang, maka soal batas tanah yang sudah ditetapkan silahkan di gunakan," ujar James Rahakbauw.Berdasarkan pelepasan adat dan sertifikat tahun 2000 dari Badan Pertanahan Nasional BPN, Umat khatolik memiliki tanah di atas jalan baru tepat di samping Bengkel milik PT. Fulica land, dengan luas 2 Hektar atau 100X200 meter persegi, pada posisi awal sudah ada patok kendati demikian Dewan Paroki Gereja Khatolik Imanuel Sanggeng beriitkad baik untuk membangun komunikasi.

"Yang kita sayangkan itu saat kita membangun komunikasi dengan baik dengan berharap kehadiran Pimpinan PT. Fulica namun justru setiap kali pertemuan malah yang diutus staf PT. Fulica, bahkan juga aparat Brimob di lapangan," Jelas Rahakbauw.Sehingga lanjut diaketika pihaknya ingin bekerja dengan menggunakan alat berat melakukan pembersihan di lokasi justru kerap halang-halangi, terhitung sudah dua kali yakni di saat pengerjaan jalan setapak dan saat dilakukan pembersihan.

"Kemarin setelah dua kali pengambilan batas, sekitar Hari Rabu (13/11) kemarin sekitar 30 orang dari umat khatolik mengawal titik-titik batas tanah," jelasnya.Tanah tersebut direncanakan akan di bangun taman wisata rohani khatolik dan sejumlah perumahan milik umat Khatolik Paroki Gereja Imanuel Sanggeng.

Pengurusan dengan BPNUntuk memastikan batas tanah yang di Klaim PT. Fulica Land dengan Umat Khatolik Paroki Gereja Imanuel Sanggeng, Pimpinan Dewan Paroki mengajukan pengukuran ulang ke Badan Pertanahan Nasional BPN Manokwari, Proses pengukuran batas tanah itu sudah dilakukan namun hingga saat ini hasil belum di keluarkan oleh BPN.

"Kita ajukan agar BPN melakukan pengukuran ulang tanah, saat itu pihak BPN menyurati kami dan pihak fulika agar menyaksikan bersama proses pengukuran ulang tanah," Kata Iwan pemuda Khatolik.Kita kecewa pengukuran kemarin dinyatakan Kepala BPN bahwa tidak sah karena belum ada surat tugas kepada petugas yang mengukur l, sehingga harus di ukur ulang tanah tersebut, padahal sebelumnya BPN dalam mengukur ulang tanah tersebut menyebutkan.

"Saat pengukuran pertama BPN menyatakan pihak Fulika yang overlep ke kita, namun belakangan ketika kita mengutus beberapa pemuda untuk mengecek hasil pengukuran ulang rupayan kita sudah dinyatakan overlap, berbeda dengan hasil sebelumnya," ujar Iwan.Ironisnya hingga saat ini kepala pengukuran dari BPN tidak mengeluarkan berita acara pengukuran ulang tanah pada Rabu lalu. Padahal berita acara pengukuran tanah itu merupakan hak kedua bela pihak yang bersangketa.

Pimpinan PT. Fulika Land, Julius saat dikonfirmasi melalui saluran telpon pada Minggu (17/11) enggan memberikan komentar terkait hal ini, ia hanya menyebut menyiapkan diri untuk beribadah."Maaf yaa saya mau siap-siap Ibadah jadi, mohon maaf," Kata Julius sembari menutup sambungan telpon. (AdluSun)

Editor : Siti Rahmadani Hanifah
Sumber : 67787
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini