JAMBI, Kongkrit.com --- Bantuan Operasional Sekolah atau BOS adalah bantuan pendidikan berbentuk dana yang diberikan kepada sekolah dan madrasah untuk kepentingan nonpersonalia. Dana BOS diberikan berdasarkan jumlah siswa yang dimiliki sebuah sekolah. Namun fakta dilapangan tak jarang dana BOS diselewengkan oleh beberapa oknum Kepala Sekolah.
Seperti yang terjadi di SD negeri No 66 Kecamatan Telanaipura Kota Jambi, ketika Kongkrit.com menyambagi sekolah tersebut, Kepala Sekolah Ismail dan Bendahara Sekunti Ibrahim mengatakan, jika dana BOS turun dari Pusat ke rekening sekolah, dana tersrbut langsung habis buat bayar hutang.Bahkan ketika pihak sekolah membeli ATK dll, dari Bendahara selalu meminta dua kwitansi, yakni kwitansi isi dan kwitansi kosong, menurutnya kwitansi kosong tersebut untuk pengeluaran dana yang tak terduga, dikatakannya dirinya sengaja melakukan penyimpangan dana tersebut hanya buat makan.
"Iya di saat dana BOS turun, uang tersebut langsung di bayar kan hutang-hutang untuk keperluan belanja ATK, karena dana BOS selalu terlambat turun ke sekolah, dan mengenai kwitansi dua, di saat belanja keperluan sekolah yang satu kwintansi kosong itu benar,menurut bendahara banyak pengeluaran tidak terduga di sekolah ini,jadi kwitansi tersebut yang akan di gunakan untuk pengeluaran tidak terduga dan buat makan, " Kata Kepsek.
Terpisah, kepada Kongkrit.com salah satu guru SD 66 yang enggan ditulis namanya mengatakan, jika saat ini disekolahnya pengelolaan dana BOSnya sudah tidak jelas." Ya di SD 66 ini aliran dana BOS sudah tidak jelas, karena antara kepsek dan bendahara saling melempar, mereka saling cubit-cubitan, dan ketika dana BOS cair dalam waktu tiga hari dana tersebut sudah habis, kata bendahara dan kepsek, uang tersebut untuk bayar hutang, tapi pengeluaran dana tersebut tidak jelas buat apa, biasa nya kalau dana bos turun itu langsung belanja semua ATK sekolah, tapi semanjak belakangan ini mereka belanja sedikit-sedikit dan secara diam-diam dan jangan sampe guru lain tahu, karena belanja nya sedikit-sedikit, bahkan bendahara juga kalau belanja selalu mintak kwintansi dua,yang satu kwintansi kosong," demikian ungkapnya.Ditambahkannya jika saat ini upah guru honor di sekolah tersebut semakin menurun, dari sebelumnya sekitar Rp. 700 ribu, kini hanya mendapat upah Rp. 300 ribu saja. "Ya saat ini pembagian untuk guru sangat menurun, bahkan dalam pengeluaran dana itu hanya di tandatangani sekaligus, kami selaku guru betul-betul sangat bingung dibuatnya," imbuhnya.
Reporter : Tim Kongkrit Kota Jambi Editor : Ady Lubis
Editor : Siti Rahmadani HanifahSumber : 65417