Medan, Kongkrit.com—Puluhan masyarakat Sumatera Utara antusias menyaksikan Perayaan Hari Ulos Nasional di Lapangan Merdeka, Kamis (17/10). Peringatan Hari Ulos ini, di peringati setiap tahunnya sejak ditetapkan oleh pemerintah sejak 17 Oktober 2014 sebagai warisan budaya tak benda nasional itu diselenggarakan sebagai kepedulian masyarakat Batak dalam melestarikan budaya lokal.Acara yang dibuka secara langsung Oleh Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, juga dihadiri Wakil Wali Kota Medan Ir H Akhyar Nasution MSi didampingi Kadis Ketenagakerjaan Kota Medan Hannalore Simanjuntak dan Camat Medan Barat Rudi Faizal Lubis, Lurah Kesawan Maswan Harahap ditandai pemotongan Itak Gurgur yang merupakan makanan khas batak yang berasal dari beras.
Sebelum resmi dibuka, Gubernur Sumut dan Wakil Wali Kota disambut dengan tarian selamat datang khas Batak. Selanjutnya diikuti dengan mempersembahkan lagu-lagu Batak yang dinyanyikan oleh Yuni Siahaan.
Perayaan Hari Ulos Nasional yang mengusung tema “Batak Nampunasa Ulos Atau Ulos Milik Suku Batak”, berlangsung sangat meriah. Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Sumut dan Wali Kota tampak menikmati lagu tersebut, terbukti Gubernur Sumut dan Wali Kota ikut menari dan menyanyi bersama penyanyi dan para tamu undangan lainnya.Selanjutnya, para rombongan parade dan karnaval ulos membawa serta membentangkan kain ulos sepanjang 500 meter oleh para pelajar dari HKBP Sidorame sekaligus parede spanduk yang berisi beragam jenis ulos diantaranya Pucca, Bolean, Sidosdos Dairi, Ragihotang, Sibolang, Bintang Maratur, Ragidup Silinggop, Angkola Bonggit Marun, Mangiring, Sadum Batak, dan Sado Mandailing. Adapun rute karnaval tersebut yakni dari Wisma Benteng hingga ke Lapangan Merdeka tempat berlangsungnya perayaan Hari Ulos Nasional.
Dalam sambutannya, Gubsu mengucapkan rasa syukur Indonesia mempunyai banyak warisan budaya, salah satunya yang ada di Sumut adalah ulos. Ia juga setuju bahwa warisan budaya tak benda yang satu ini dibesarkan sehingga dapat dikenal lagi kepada masyarakat luas."Batak ini adalah milik satu etnis yang ada di Sumut, kalau tidak ada batak tidak ada yang namanya Sumut. Kalau bisa dibuat sanggar ulos karena saya mau ada anak cucu kita dapat serta para wisatawan dapat menyaksikan beragam jenis ulos," jelas Edy.Usai menghadiri acara tersebut, Wakil Wali Kota mengatakan kain ulos sendiri merupakan salah satu wastra nusantara. Wastra adalah kain tradisional peninggalan leluhur secara turun-temurun yang menjadi salah satu warisan kekayaan budaya indonesia. Wastra nusantara merupakan salah satu aspek yang bisa difokuskan untuk bidang pariwisata sekaligus untuk tetap bisa melestarikan budaya asli Indonesia.Selain itu, Akhyar mengungkapkan beragamnya pemanfaatan kain ulos dalam kehidupan masyarakat asli Sumatera Utara, membuat keberadaan ulos hingga kini masih sangat mudah ditemui dalam setiap acara adat maupun dalam keseharian warga sumatera utara utamanya dari etnis batak.
"Saya optimis, jika kita bisa terus melakukan beragam upaya pelestarian budaya asli nusantara seperti kegiatan hari ini, maka di masa mendatang, kain ulos akan bisa tetap lestari di tanah Sumatera Utara ini," tegas Akhyar. (HM/Dedy Koto)
Editor : Siti Rahmadani HanifahSumber : 64928