Medan, Kongkrit.com—Yayasan Lingkar Nalar Indonesia menggelar pertunjukan budaya bertajuk "Satu Malam Bersama Taneh Karo Simalem" yang dilaksanakan di Kedai Rumah Uwaak, Jalan Pendidikan Medan, Kamis (10/10) kemarinAcara yang diiisi dengan berbagai kegiatan budaya khususnya yang berasal dari daerah Tanah Karo ini sangat menarik animo bagi masyarakat dan para penggiat budaya di Kota Medan.
Koordinator acara Satu Malam Bersama Tenah Karo Simalem ini, Alexander C Ginting menjelaskan kegiatan budaya ini dilaksanakan untuk menggiatkan kaum muda dalam memahami budaya leluhurnya dan bisa mengaplikasikannya di zaman modern ini.
"Mengingat di Sumut ini sangat banyak budaya, maka malam ini kita mulai dengan kegiatan pertunjukan Budaya Karo. Kedepannya kita akan tampilkan budaya-budaya dari daerah lainnya. Menurut kita banyak anak muda yang terinspirasi budaya asing sehingga tidak memiliki karakter, ini yang mau kita kikis," ujarnya.
Alex yang saat itu didampingi para penggiat budaya Karo lainnya seperti Antonius Ginting dan Pujianta Barus, juga menjelaskan acara Satu Malam Bersama Tanah Karo Simalem merupakan satu bentuk perjuangan budaya untuk Tanah Karo."Ini merupakan pesan untuk dunia. Kegiatan ini juga murni kita laksanakan sendiri, bersama dengan teman dan adik-adik. Di sini membuktikan bahwasannya masih ada pejuang-pejuang budaya, dan kedepannya kagiatan serupa akan terus kita lakukan," ungkap Alex.Acara yang berlangsung santai ini selain diisi dengan pertunjukan musik juga dibalut dengan masakan khas karo yakni Cimpa Unung-unung yang dibuat oleh Sringenana br Gurusinga, serta catur karo yang dimainkan Gema Kristo Tarigan.
"Kita juga ada pameran buku Karo, pisau tradisonal Karo, alat masak tradisinal dan sebagainya, kain tradisional Karo (uis nipes). Tadi juga kita memasak langsung cimpa yang bungkusnya dengan bulung singkut (daun singkut), daun yang sudah sulit mencarinya namun tetap kita upayakan, serta pertunjukan catur karo yang belakangan anak muda Karo sendiri banyak yang tidak mengetahui bahkan cara bermain catur karo. Jadi dengan acara ini kita kembali memperlihatkan bagaiaman budaya karo itu sebenarnya," tukas Alex.Sementara itu, pembina Yayasan Lingkar Nalar Indonesia, Tengku Zainuddin juga menyampaikan kalau kegiatan budaya ini ke depan akan terus berkesinambunga.
"Acara serupa nantinya akan terus berlanjut dengan budaya-budaya lain di Sumut, seperti bulan depan kita akan buat kegiatan budaya Simalungun. Yang pasti kita selalu akan berjuang untuk budaya dan generasi baru juga bisa memperjuangkan budaya, salam bumi putra ikuti zamanmu jangan tinggalkan budayamu," tandasnya.* (Novian)
Editor : Siti Rahmadani HanifahSumber : 64307