Kudus,Kongkrit.com - Sejarah peringatan malam satu suro yang pelaksanaannya di jalankan berbarengan dengan Peringatan Malam Tahun Baru Islam, pertama kali di cetuskan oleh Sultan Agung di era Kesultanan Mataram. Sultan Agung adalah sosok pemimpin, sekaligus sosok negarawan yang bijak dan cerdas dan bisa mengerti apa yang dipikirkan dan diinginkan oleh seluruh rakyatnya.Langkah bijak tersebut di lakukan dengan memadukan penanggalan Hijriyah dengan Tarikh Saka, dengan harapan dalam peringatan Tahun Baru Islam bisa berbarengan dengan peringatan 1 Suro. Hal tersebut dilakukan karena masyarakat Jawa pada pada masa itu terdiri dari dua kelompok. Kelompok pertama yang sudah memeluk Islam dengan utuh dan yang kedua memeluk agama Islam tapi masih menjunjung tinggi adat istiadat dan kearifan lokal Jawa ( kejawen).
Peringatan 1 Suro atau 1 Muharram dalam penanggalan Hijriyah, yang tahun ini jatuh pada hari sabtu tanggal 31 Desember 2019 / 1 Muharram 1441 H, juga di lakukan oleh warga Desa Hadipolo. Acara peringatan 1 Muharram 1441 H di laksanakan berlokasi di RT05/RW 04 Desa Hadipolo tepatnya di halaman Bapak Subekhan. Acara yang sangat khidmat dan sakral tersebut di awali pembacaan tahlil dan pembacaan kirim doa kepada arwah pejuang dan leluhur, dan di lanjutkan dengan pembacaan Maulid Nabi Agung Muhammad SAW yang di pandu oleh Grub Rebana ASSABAB Bersama seluruh masyarakat, Di lanjutkan dengan maudhoh khazanah.Dalam kesempatan tersebut Wawan Setiawan selaku Kepala Desa Hadipolo memberikan pesan - pesannya dalam sambutannya " marilah kita jadikan momentum peringatan 1 Muharam atau 1 Suro ini, sebagai ajang menjalin silaturrahim sesama warga dan pemersatu bagi seluruh warga Desa Hadipolo. Sehingga tidak terjadi salah paham antara sesama warga yang berujung pada perpecahan" ucap Wawan Setiawan dengan santun dan berwibawa.
Apa yang di sampaikan oleh Kepala Desa tersebut selaras dengan apa yang di sampaikan oleh pembicara " peringatan 1 Muharram atau Tahun Baru Islam adalah satu momentum untuk mempererat tali Ukhuwah sesama umat Islam, sebab dengan bersatunya umat Islam kemakmuran bisa di pastikan akan mudah terwujud" ucap KH Sofian Duri Alhafid.Acara yang berlangsung sangat sakral dan khidmad tersebut di tutup dengan pembacaan doa yang dilaksanakan secara berjamaah, dan pimpin oleh KH Sofian Duri dari Desa Rendeng Kudus Jawa Tengah. Untuk pembacaan Doa Akhir Tahun dan Awal Tahun di lakukan secara berjamaah di Masjid - Masjid dan mushola yang keberadaannya menyebar di wilayah Desa Hadipolo sebelum acara di mulai.Report : Rudy Syafii
Editor : Siti Rahmadani HanifahSumber : 61820