Keberadaan Perumahan 'Suku Anak Dalam' di Kampung Durian

×

Keberadaan Perumahan 'Suku Anak Dalam' di Kampung Durian

Bagikan berita
Keberadaan Perumahan 'Suku Anak Dalam' di Kampung Durian
Keberadaan Perumahan 'Suku Anak Dalam' di Kampung Durian

MERANGIN, Kongkrit.com --- Berbicara soal Suku Anak Dalam (SAD), tentu berbicara pula soal suku minoritas di Jambi Dari data yang dihimpun, jumlah Suku Anak Dalam di provinsi ini mencapai 100.000 orang lebih.Mayoritas Suku Anak Dalam hidup di pedalaman Jambi, sebagian besar dari mereka hidup di kawasan bukit 12 dan taman bukit 30 di Kabupaten Bungo, Tebo, Sarolangun, Batanghari, dan Merangin, yakni di Desa Lantak seribu, Kecamatan Renah Pamenang.

Sebenarnya, Suku Anak Dalam bukan merupakan nama asli mereka, nama tersebut merupakan nama populer yang disebar oleh Kementerian Sosial untuk menggambarkan suku terbelakang yang hidup di pedalaman dan jauh dari hiruk pikuk masyarakat perkotaan.

Dalam panggilan sehari-hari, Suku Anak Dalam biasa dipanggil Suku Kubu. Nama ini memproyeksikan suatu kelompok masyarakat yang terbelakang, kotor, dan primitif. Karena mendapat stigma negatif, pemerintah pun memberikan sebutan Suku Anak Dalam untuk mereka.Sedangkan Suku Anak Dalam sendiri menyebut diri mereka sebagai Suku Rimba atau sekelompok masyarakat yang tinggal jauh di dalam hutan. Keberadaan Suku Anak Dalam sendiri tergolong langka, karena selain jumlahnya yang sedikit, tempat tinggal mereka pun sering berpindah dari satu hutan ke hutan yang lain atau nomaden.

Pada tahun 2018 Pemerintah melalui Kementerian Sosialpun merealisasikan pembangunan perumahan permanen sebanyak 23 unit di Kawasan Kampung Durian, Desa Lantak seribu, Kecamatan Renah Pamenang. Hal tersebut untuk menjamin kehidupan kelompok masyarakat itu, sehingga tidak pindah ke satu hutan ke hutan lainnya yang sudah mulai terkikis pembangunan.

"Kami selaku Kepala Desa begitu tersentuh melihat keluarga SAD yang hidup berpindah, semaksimal mungkin saya mengusulkan agar ada satu pemukiman yang layak huni bagi mereka sehingga mereka bisa hidup menetap dan juga bisa bercocok tanam, Alhamdulillah saat ini sudah di bangun perumahan permanen sebanyak 23 unit di kawasan Kampung Durian tersebut, " jelas H. Samono selaku Kepala Desa Lantak seribu. Sementara itu, Ingat Krisman Batee, selaku Pendeta sekaligus pendamping SAD di Kampung Durian, Desa lantak seribu, ketika di wawancarai oleh media Kongkrit mengatakan, dirinya mengucapkan terimakasih kepada pemerintah Pusat dan Desa, yang telah peduli membangun fasilitas perumahan layak huni untuk tempat tinggal warga Suku Anak Dalam khususnya di kampung Durian.

"Ya untuk tempat tinggal sudah di bangun 23 unit, namun saat ini kami masih membutuhkan penerangan, karena dari 23 rumah tersebut, belum mempunyai jaringan KWH, untuk itu kami meminta kepada pemerintah agar kiranya bisa memberikan bantuan KWH kepada masing-masing keluarga SAD," demikian jelas KrismanReporter : Budi Surahmad

Editor : Ady Lubis

Editor : Siti Rahmadani Hanifah
Sumber : 61016
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini