Jeritan Hati Janda Pensiunan kepada Presiden Joko Widodo

×

Jeritan Hati Janda Pensiunan kepada Presiden Joko Widodo

Bagikan berita
Jeritan Hati Janda Pensiunan kepada Presiden Joko Widodo
Jeritan Hati Janda Pensiunan kepada Presiden Joko Widodo

Kota Sukabumi, Kongkrit.com---Assalamualaikum perkenalkan nama saya Ida Yosida Damayanti (49), alamat saya di Gang Kencana Rt 04 Rw 12 No.37 Kelurahan Gunung Puyuh Kecamatan Gunung Puyuh, di sini saya ingin sedikit bercerita perjalanan hidup saya bersama suami saya yang sudah almarhum.Dia seorang guru di Kota Sukabumi, selama dia sakit hampir satu tahun setengah kurang menggunakan Askes atau bisa dikatakan jarang memakai Askes untuk berobat… lebih banyak berobat di luar Askes dan pada akhirnya dia menghembuskan nafas terakhir diakhir bulan April 2015.

Di saat itu saya dihadapkan dengan sebuah masalah, karena rumah saya digadaikan untuk berobat almarhum. Dan sampai detik ini, saya belum bisa menebus… padahal rumah ini adalah satu-satunya peninggalan almarhum. Hasil kerja keringat dia sejak tahun 1990, pengangkatan almarhum menjadi seorang guru.Saya mempunyai dua orang anak, buah hati dari almarhum. Kebetulan yang satu masih sekolah SMP, saat ini saya ingin meminta bantuan kepada pemerintah. Mungkin bahasa kasarnya saya kalau ingin menjual SK mungkin terlalu kasar, tapi di sini saya memohon dan ada yang membantu kesulitan saya hanya menebus rumah saya… dan saya menyerahkan SK pensiun saya.

Saya tidak meminta lebih, saya hanya bisa mempertahankan rumah saya untuk anak cucu saya. Karena rumah ini adalah satu-satunya peninggalan almarhum dan saya memohon kepada bapak Presiden Joko Widodo, sudah lama keinginan saya ini bisa didengar oleh bapak Presiden, tapi saya bingung harus kemana dan cerita kepada siapa.Gaji saya pun juga sudah tidak ada, sementara saya ditekan untuk cepat ditebus, kalau tidak mungkin disita… diambil alih, harus kemana kami tinggal. Saya bingung dan saya mohon! Mungkin saya salah satu janda-janda pensiunan yang mengalami hal yang sama.

Dan saya pernah bercerita kepada mereka (pensiunan-red) dan berpikir hal yang sama ingin mempunyai rumah bagi yang belum mempunyai rumah. Pensiun pesangon sebagai wacana presiden-presiden dahulu yang belum terealisasikan.Saya tidak muluk-muluk dan kami tidak menginginkan lebih, tapi kami ingin menyelamatkan anak-anak kami… cucu-cucu kami dari hasil pengabdian suami saya selama menjadi seorang pengajar (guru).

Dan kami di sini yang ditinggalkan harus kemana meminta bantuan… kepada siapa? Karena kami di sini tidak pernah terjamah… tidak pernah dilihat bagaimana kehidupan kami selama suami tidak ada atau meninggal. Tunjangan-tunjangan kami syukuri karena kami telah mendapatkan… gaji ke-13… gaji ke-14.Tapi tidak cukup dengan itu karena hal lain seperti utang piutang yang belum kami selesaikan. Sekali lagi saya memohon kepada bapak Presiden Joko Widodo, tolonglah kami di sini… tolong saya bapak Presiden.

Saya tidak meminta lebih… sekali lagi saya tidak meminta lebih, saya hanya minta dibantu pak Presiden untuk menebus rumah saya ini, hasil dari peninggalan almarhum suami saya untuk anak cucu saya… itu saja sudah cukup.Saya sudah bersyukur dan berterimakasih, bila langkah baik memang harus diambil SK pensiun… kami lilahitaallah, terutama saya pribadi yang hampir 4 (empat) tahun terombang ambing dengan masalah ini… satu sisi saya harus mengurus anak… juga cucu serta pendidikan-nya.

Untuk itu saya memohon sekali lagi dari pihak manapun… yang melihat dan mendengar saya… bantulah saya untuk mewujudkan bahwa saya ingin memiliki  rumah saja. Agar berita ini sampai kepada bapak Joko Widodo, jujur saya sering mimpi dalam tidur bertemu dengan bapak Joko Widodo… saking kuatnya keinginan saya.Saya meminta kebijakan dari bapak Presiden agar saya bisa menebus rumah ini lagi, saya meminta maaf bila saya salah dalam penyampaian-nya… karena saya banyak mendapat tekanan… mungkin itu yang bisa saya sampaikan.

Bila perlu saya pada hari ini, Sabtu 24 Agustus 2019 pukul 21.53 Wib, saya mau menjadi pembantu… tanpa digaji-pun… saya mau! Asal saya bisa mempertahankan rumah saya ini pak, apapun resikonya.  (AmBaR) 

Editor : Siti Rahmadani Hanifah
Sumber : 60931
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini