Sergai.Kongkrit.com— Alhamdulillah sebelum tengah hari Waktu Indonesia Arab Saudi (WAS) jemaah kloter 7 MES (Sergai, Tebing Tinggi, Nias) telah masuk ke pemondokan di Padang Arafah dalam kondisi sehat. Semua ini berkat kerjasama tim yang dikoordinasi oleh ketua Kloter Husin Syarif, TPIHI Sarifuddin Daulay dan seluruh Karom dan Karu, Jemaah tidak mengalami masalah baik ketika sarapan pagi di maktap, kenderaan bus dan tempat wukuf.
Ini adalah bukti ke gotong royongan yang dimiliki bangsa Indonesia berlaku dalam mengangkat beban apapun dan dimanapun, kata Ketua TPHD Sergai Ir H Soekirman yang disampaikan kepada Kadis Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Drs H Akmal, M.Si melalui WhatsApp langsung dari Padang Arafah, Arab Saudi, Sabtu (10/8/2019) tengah malam.Sehari sebelum keberangkatan ke Arafah sudah disepakati bersama bahwa jemaah RISTI(Resiko Tinggi) akan didahulukan keberangkatannya. Pagi sejak jam 8.00 WAS, para lansia di atas kursi roda sudah diturunkan kelobi hotel.
Dengan demikian mereka terhindar dari desak-desakan dengan jemaah lain. Bagi jemaah yang sehat tetap berada di kamar menunggu panggilan karom masing-masing," ujar Soekirman.Tim Kesehatan Haji Indoneaia (TKHI) yang paling sibuk mengkontrol jemaah lansia, karena mereka yang punya rekaman kesehatan masing-masing jemaah. Setelah bus berisi lansia risti di isi penuh dan kursi roda serta jemaah yang masih bisa dimuat baru diberangkatkan pertama. Setelah itu menyusul karom 1 hingga 9 selesai dan menempati maktap 6 Medan, jelas Ketua TPHD Sergai.
Meskipun hari jumat dalam kondisi musafir, akan tetapi para jemaah tetap melaksanakan zuhur dan Ashar di jamak qhosor. Azan dikumandangkan oleh jemaah bernama Zul Lubis asal Kecamatan Sipispis Kabupaten Sergai, dan Iqomah oleh saya sendiri (Soekirman) dan bertindak sebagai imam Ust. Sulaiman asal Perbaungan," tutur Bupati sergai ini menceritakan.Lebih lanjut dikisahkan Ketua TPHD Sergai, betapa khusuknya sholat di Arafah tengah hari itu, tak jarang jemaah menangis sesenggukan ingat akan kurangnya amal ibadah selama hidup.
Usai doa dan zikir, panitia daker Makkah dari sektor 1 telah menyiapkan makan siang, minuman, dan buah. Selesai santap siang, jemaah istrahat sejenak dalam ruangan,"ujarnya.Secara umum urusan hajat seperti WC, air wudhu, persediaan air minum dan ruang publik tersedia dengan baik. Air kemasan dalam lemari pendingin tersedia disemua gang, dan bebas diambil kapan saja dibutuhkan.Bagi yang bosan dalam barak tersedia bangku untuk menghirup udara/angin sambil berzikir. Sayang masih banyak juga jemaah termasuk yang lansia lebih suka merokok padahal udara relatif panas," tukasnya.Dalam kesempatan tersebut, TPHD berkesempatan untuk berkeliling komplek barak dan bersilaturahmi dengan jemaah Kloter Riau, Kalimantan Barat dan daerah lainnya. Melihat bentuk pondokan yang ada mirip seperti jambore pramuka karena sistem zonasi membuat kita selalu bertemu dengan jemaah asal daerah lain dari Indonesia.
Salah satu yang dikunjungi adalah dapur umum tempat memasak nasi. Saya terkejut bahwa ternyata beras Thailand yang dimasak menggunakan energi kayu bakar. Itu sebabkan aroma nasi liwetnya wangi dan pulen," kata Soekirman.Chef pemasak nasi juga berasal dari Thailand, patani, Naratiwat. Ada 10 dandang raksasa dan beras merk Aloha. 1 dandang berisi 45 kg, pada saat kunjungan nasi untuk makan malam.
Jarak dapur dengan pondok sekitar 50 m. Malam ini akan di isi dengan sholat jamaah dan tausyiah dari karom dan TPIHI. Demikian disampaikan Ketua TPHD Sergai Kloter 7 Embarkasi Medan, Ir H Soekirman.(Ardi)
Editor : Siti Rahmadani HanifahSumber : 59181