Mandi Harus ke Sungai Cao, Ribuan Pemain Bambu Tada Festival Morotai Keluhkan Kinerja Panitia

×

Mandi Harus ke Sungai Cao, Ribuan Pemain Bambu Tada Festival Morotai Keluhkan Kinerja Panitia

Bagikan berita
Mandi Harus ke Sungai Cao, Ribuan Pemain Bambu Tada Festival Morotai Keluhkan Kinerja Panitia
Mandi Harus ke Sungai Cao, Ribuan Pemain Bambu Tada Festival Morotai Keluhkan Kinerja Panitia

Morotai, Kongkrit.com—Ribuan pemain musik tradisional bambu tada, vokal dan pemain juk yang berasal dari sejumlah desa di lima Kecamatan Kabupaten Pulau Morotai keluhkan ketersediaan air bersih di tempat nginap mereka, di Sejumlah desa, dipusat ibukota kabupaten pulau Morotai, Maluku Utara, selasa 6 Agustus 2019.

Kondisi tersebut di sampaikan mereka kesejumlah awak media yang mengunjungi tempat tinggal mereka. Mereka bercerita sejak masuk kota daruba sampai saat ini yang menjadi kendala hanyalah air bersih."Soal makan dan minum aman. Tetapi soal air bersih untuk keperluan mandi yang menjadi masalah kami disini sudah beberapa hari," ungkap erik, bukan nama sebenarnya yang mengaku dari Kecamatan Morotai Timur

Pengajuannya dibenarkan teman teman lainnya, " iya memang betul soal air sejak awal kami di tempatkan disini sudah menjadi masalah. Kondisi ini telah kami sampaikan ke panitia tetapi hanya janji yang diberikan sampai saat ini tidak diatasi. Sehingga malam inipun kami belum mandi padahal karena tidak ada air. Padahal panitia minta kami jam 6 pagi sudah ke lokasi sail," ungkap pria paruh baya itu dengan wajah sedikit jengkelGayungpun bersambut, seorang ibu rumah tangga dengan nada lantang menyampaikan, sudah empat hari kami 200 0rang lebih disini sedikit menderita karena susahnya mendapat air bersih untuk mandi dan mau buang air besar tidak ada WC.

"Sudah empat hari ini kami mandi ke sungai cao yang jarangnya kurang lebih 5 KM dari tempat tinggal kita. Untuk itu kami berharap panitia segera atasi malam ini, karena besok jam 6 pagi kami sudah harus berada di lokasi sail," terangnyaSelain itu di tempat berbeda ratusan orang pemain bambu tada asal Morotai Selatan barat juga mengakui ada kendala. Tetapi menurut mereka kendalanya hanya soal angkutan yang sering terlambat sehingga mereka selalu tekat ke lokasi sail

"Kami disini kendalanya hanya soal transportasi ke lokasi sail yang sudah berulang kali kami slalu terlambat ikut latihan. Selain keperluan keseharian kami tidak di biayai, kami beli sendiri," ungkap orang tua itu yang mengaku sebagai KoordinatorDiseluruh titik tempat nginap para pemain musik tradisional bambu tada rata rata keluhannya sama, tentang ketersediaan air bersih untuk mandi yang minim dan tidak ada tindakan panitia sampai hari ini untuk mengatasi air bersih

Selain itu mereka semua berharap, usai acara ini Pemkab dapat memberikan uang saku sesuai yang dijanjikan."Panitia janji selesai acara puncak kami di kembalikan ke desa masing masing dengan dibekali uang saku. Hanya jumlah besaran uangnya blum di sampai kan," ungkap mereka

Perlu diketahui untuk biaya pengadaan bambu untuk pembuatan bambu tada. Panitia memberikan masing masing desa Rp. 10.000.000(oje)

Editor : Siti Rahmadani Hanifah
Sumber : 58798
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini