Belum Ada Solusi, Kasus Demonstrasi MAN Bangkalan Berbuntut Panjang

×

Belum Ada Solusi, Kasus Demonstrasi MAN Bangkalan Berbuntut Panjang

Bagikan berita
Belum Ada Solusi, Kasus Demonstrasi MAN Bangkalan Berbuntut Panjang
Belum Ada Solusi, Kasus Demonstrasi MAN Bangkalan Berbuntut Panjang

Bangkalan,kongkrit.com - Persoalan demonstrasi yang dilakukan oleh ratusan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Bangkalan, Senin (5/8/2019) rupanya berbuntut panjang. DPRD Bangkalan tak tinggal diam melihat situasi yang terjadi atas persoalan pendidikan tersebut.Anggota Komisi D DPRD Bangkalan Abdurrahman Tohir Menyampaikan, siswa melakukan demo bukan satu hal masalah besar tapi bagian akumulatif persoalan yang telah terjadi di MAN Bangkalan. Belum lagi, kurangnya komunikasi antara guru dan murid juga perlu diperhatikan, agar tidak sampai bergejolak seperti kasus ini.

“Kami datang ke MAN Bangkalan untuk mendampingi siswa agar proses belajar mengajar tetap berjalan lancar,” tegasnyaPihaknya mengaku prihatin, dengan adanya kasus itu. Sebab, hal itu termasuk tindakan pungutan liar. Apalagi adanya tekanan dan himbauan untuk mengharuskan siswa membeli buku dan membayar infaq.

"Ke depan, mudah-mudahan hal tersebut tak terulang kembali dan menjadi perhatian semua pihak,” pintanya.Sementara itu, Husein salah satu siswa dan bagian dari korlap aksi demo MAN Bangkalan mengaku kecewa atas persoalan yang terjadi. Mereka yang menuntut tranparansi kebijakan keuangan harga buku dan infaq  merasa kecewa dengan adanya ketidaktransparanan pihak sekolah.

Mereka melakukan aksi tersebut lantaran guru pendamping sekolah dan kepala sekolah enggan memberi transparansi lanjutan dari rincian yang telah diberikan, adapun rinciannya sebagai berikut.Menurutnya, selain Rp 1,2 Juta untuk uang buku, siswa dipungut biaya. Uang daftar ulang Rp 1.5 Juta, dan proses pendaftaran ulang juga diminta membayar infaq. Besarannya untuk golongan 1 sebesar 900 ribu, golongan 2 sebesar 1 juta dan golongan 3, sebesar 2 Juta. Dirinya mengaku sudah mencari data rincian terkait pengeluaran buku yang sudah dibeli, tetapi pihak guru mengakui belum masih tau dan kepala sekolahpun sulit ditemui.

"Kita tidak mau membahas pungli tapi kenapa dirasa akhir akhir pembayarannya ini janggal kami sangat kecewa. Akhirnya kami perwakilan dari siswa datang untuk mendatangi kepala sekolah, tapi sulit ditemui," ungkapnya.Dia menambahkan, para siswa hanya ingin meminta tranparansi dan kejelasan agar walaupun berat hati membayarnya tapi yang penting ada wujud dan kejelasan. Tapi jika tidak ada wujudnya, tentunya para siswa sangat kecewa dan keberatan.

"Harapannya tuntutan ini semoga tanggapan kami ditindak lanjuti. Andai kata ada kongkalingkong dibelakang semua kasus ini kami minta yang bersangkutan dimutasi meskipun hati kami berat,” akuinya.Kepala Sekolah MAN Bangkalan, M Aliwafa menjelaskan, terkait harga buku, itu sudah maksimal, dan di setiap jurusan tidak sama. Keputusan dari komite, dan dewan guru tersebut sudah disosialisasikan saat pemberian raport.

“Kami tidak menaikkan harga buku, demi Allah, kami sudah mengambil penerbit resmi, bisa dibuka di Candra apakah itu penerbit yang nakal atau siapa. Kemungkinan ada yang tidak puas dari pihak guru, atau dari murid yang tidak saya ketahui, semenjak saya ada di MAN Bangkalan,” jelasnya.“Pada tahun sebelumnya sebagian guru mengadakan buku panduan sendiri-sendiri, harganya ada yang 200, 150 ribu persatu buku. Itu melampaui lebih tinggi, berat terhadap murid jadinya saya tidak suka jangan begitu kasihan anak-anak,” imbuhnya.

Terkait infaq sebesar 900 ribu untuk pembangunan musholla, ia juga memaparkan, semua siswa baru boleh mengisi formulir, jika tidak mampu tidak harus meminta surat rekomendasi dari komite.“Itu bukan dari saya, itu layanan dari komite, siapa yang berinfaq nantinya mereka tanda tangan sendiri. Makanya di sana ada pernyataan untuk infaq siapa yang mau menyumbang atau tidak,” katanya.

Dia mengungkapkan, terkait uang pendaftaran sebesar Rp. 2 juta itu tidak benar. Yang ada hanya iuran komite seberar 100 ribu perbulan. karena uang Biaya Operasi Sekolah (BOS) tidak cukup.Sedangkan Hasan selaku Pihak Humas MAN Bangkalan mengatakan, siswa MAN Bangkalan kecewa polemik demonsyrasi belum menemukan Solusi. Namun, tipologi pemimpin MAN Bangkalan adalah musyawarah.

“Solusinya adalah bagaimana harga ini ada subsidi agar meringankan beban siswa, tapi kami rapatkan terlebih dahulu bersama kepala sekolah hari ini,” ujarnya. (rid)

Editor : Siti Rahmadani Hanifah
Sumber : 58759
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini