Indonesia termasuk salah satu eksportir utama udang vaname ke berbagai negara, seperti Jepang, Amerika Serikat, dan kawasan Eropa.
Dengan masa panen sekitar 100 hari sejak benih ditebar serta produktivitas yang tinggi, usaha ini menawarkan perputaran modal yang cepat dan menjanjikan.
Dengan penerapan teknologi tepat guna dan manajemen tambak yang baik, risiko kegagalan dapat diminimalisir, sementara efisiensi biaya produksi terus meningkat.
Tak heran jika budidaya udang vaname semakin dilirik sebagai usaha berkelanjutan oleh banyak pelaku usaha.
Meski demikian, Jubir menyadari bahwa tantangan tetap ada, mulai dari fluktuasi harga pakan, potensi serangan penyakit, hingga dampak perubahan iklim.
Namun, dengan edukasi yang memadai dan kemitraan yang kuat, ia optimis semua kendala tersebut bisa diatasi.Ia berharap pemerintah daerah dan lembaga keuangan dapat memberikan dukungan lebih, tak hanya dalam hal pembiayaan, tetapi juga pelatihan dan akses pasar, guna mendorong pertumbuhan usaha budidaya udang di wilayah pesisir.
“Kalau ini dikelola dengan serius, bukan tidak mungkin Pesisir Selatan bisa menjadi sentra udang vaname di Sumatera Barat,” ujarnya penuh harap.
Editor : Zaitun Ul Husna