Dengan pendekatan ini, diharapkan anak-anak tersebut dapat tumbuh dengan gizi yang baik dan menjadi tenaga kerja yang produktif dalam 20 tahun mendatang.
Dadan juga menyebutkan bahwa Indonesia saat ini menghadapi pertumbuhan penduduk yang sangat pesat, dengan rata-rata kelahiran mencapai enam orang per menit, atau sekitar 3 juta kelahiran per tahun.
Total jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 324 juta pada tahun 2045, saat Indonesia merayakan 100 tahun kemerdekaannya.
"Salah satu faktor pertumbuhan penduduk Indonesia berasal dari keluarga miskin dan rentan miskin,” katanya.
“Jika kita tidak melakukan intervensi, kelompok ini berisiko besar mengalami kekurangan gizi yang berkelanjutan," tambah Dadan, yang menambahkan bahwa sekitar 60 persen dari anak-anak di keluarga miskin tidak pernah menikmati makanan dengan gizi seimbang.
Dadan menyoroti fakta bahwa banyak keluarga miskin di Indonesia yang tidak mampu menyediakan menu makanan yang bergizi bagi anak-anak mereka.
Bahkan, 60 persen dari anak-anak dalam kelompok ini tidak pernah minum susu, bukan karena tidak mau, tetapi karena keterbatasan ekonomi."Di kalangan keluarga miskin, mereka sering kali hanya mengandalkan makanan yang mengandung karbohidrat, seperti nasi, mi, dan kerupuk, tanpa memperhatikan keseimbangan gizi,” ucapnya.
“Hal ini sangat mengkhawatirkan karena akan berdampak pada kesehatan dan perkembangan anak-anak mereka," jelas Dadan melanjutkan.
Dadan juga menekankan bahwa pertumbuhan penduduk di kalangan keluarga kelas atas dan menengah tidak memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan angka kelahiran, yang lebih banyak dipengaruhi oleh keluarga miskin.
Editor : Zaitun Ul HusnaSumber : Viva.co.id