Salah satu kader bahkan menyarankan agar ia tidak membawa anaknya kembali ke posyandu jika tidak puas dengan apa yang diberikan. Perkataan tersebut membuat Pipit sangat kecewa.
Pipit menanggapi dengan tegas bahwa jika memang anaknya tidak diperkenankan untuk mendapat bantuan dari posyandu, ia tidak akan membawa anaknya lagi.
"Apa salahnya saya posting video itu? Kalau anak saya tidak boleh dibawa ke posyandu, saya tidak akan kembali," ujar Pipit dalam video lanjutan yang diunggah.
Menanggapi keluhan ini, awak media berupaya menghubungi Wali Nagari Amping Parak Timur, Muliadi, yang mengatakan bahwa anggaran untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT) telah diserahkan kepada kader posyandu.
"Masalah anggaran PMT sudah kami serahkan ke kader posyandu, kami tidak tahu mengenai hal tersebut," katanya.
Sementara itu, Bidan Posyandu M. Nur Hakim menjelaskan bahwa sejak Januari hingga Maret, dana PMT masih menggunakan dana pribadi kader posyandu karena dana dari Wali Nagari belum diterima."Kami masih menggunakan uang pribadi kader posyandu, dana dari wali nagari belum diterima," ungkap M. Nur Hakim dalam pesan singkat.
Pipit menegaskan bahwa selama ini ia tidak pernah mengeluh mengenai bantuan sosial lainnya, meski kondisinya sebagai keluarga miskin dan tinggal di rumah kayu sederhana.
"Saya protes kali ini karena saya tidak terima perlakuan posyandu terhadap anak saya," tegas Pipit.
Editor : Zaitun Ul Husna