KONGKRIT.COM – Menteri Luar Negeri India, S. Jaishankar, menegaskan bahwa anggapan yang menyebutkan kelompok negara-negara berkembang BRICS berada di garis depan dalam melawan dominasi dolar AS tidak sesuai dengan kenyataan.
Dalam sebuah pertemuan di London, Jaishankar menjelaskan bahwa India, khususnya, tidak memiliki niat untuk menghancurkan dolar AS.
Berbicara di Chatham House, London, sebagai bagian dari kunjungan resminya, Jaishankar menyatakan bahwa BRICS, yang kini mencakup lebih banyak negara, tidak memiliki konsensus untuk menantang dominasi dolar AS dalam perdagangan internasional.
Ia juga menekankan bahwa upaya untuk mengurangi ketergantungan pada dolar, atau dedolarisasi, tidak mendapatkan banyak dukungan dari negara-negara anggota BRICS.
"Saya berpikir, BRICS tidak bersatu tentang masalah ini," ujar Jaishankar.
"Kami memiliki posisi yang sangat beragam, dan saya rasa anggapan bahwa ada kesatuan di antara anggota BRICS untuk menentang dolar, tidak didukung oleh fakta," tambahnya, seperti yang dikutip oleh RT.Jaishankar juga menegaskan bahwa ia tidak percaya bahwa multipolaritas dalam hubungan internasional harus diterjemahkan ke dalam bentuk mata uang yang bersaing.
Pernyataan tersebut muncul beberapa minggu setelah mantan Presiden AS, Donald Trump, mengklaim bahwa BRICS berusaha untuk menghancurkan dolar AS.
Trump bahkan menyebutkan bahwa kelompok tersebut sudah "mati" setelah ancaman tarif 150% terhadap barang-barang dari negara-negara BRICS.
BRICS, yang awalnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, dengan negara-negara seperti Mesir, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab (UEA), dan Indonesia bergabung.
Editor : Zaitun Ul HusnaSumber : Sindonews.com
