KONGKRIT.COM - Guru Besar dalam bidang Geopolitik Timur Tengah, Prof. Dr. Siti Mutiah Setiawati, MA, mengungkapkan pandangannya bahwa solusi dua negara (Two States Solution) untuk penyelesaian konflik Israel-Palestina tidak adil bagi pihak Palestina.
Menurutnya, wilayah Palestina saat ini hanya mencakup sekitar sepertiga dari wilayah yang diakui oleh rencana pembagian PBB (Partition Plan) pada 1947.
"Penyelesaian melalui Two States Solution sebenarnya tidak adil bagi Palestina karena wilayah yang tersisa kini hanya sekitar 1/3 dari wilayah yang diberikan menurut Partition Plan PBB pada 1947," ujar Prof. Siti kepada Liputan6.com, Jumat (28/2/2025).
Lebih lanjut, Prof. Siti menjelaskan bahwa meskipun jumlah penduduk Palestina sedikit lebih banyak dibandingkan dengan jumlah orang Yahudi (7,25 juta orang Palestina berbanding 7,2 juta orang Yahudi), distribusi wilayah yang sangat tidak merata akan mempersulit kesetaraan jika solusi dua negara diterapkan.
"Orang Yahudi sudah mendiami wilayah yang sangat luas, sehingga pembagian wilayah jika masing-masing menjadi negara merdeka akan sangat tidak adil," tambahnya.
Ia juga menekankan pentingnya penyelesaian berdasarkan data demografi yang lebih akurat dan wilayah yang jelas untuk memastikan keadilan bagi kedua belah pihak.Prof. Siti mengusulkan alternatif solusi yang lebih adil, yaitu konsep One Democratic State, di mana bangsa Palestina dan Yahudi dapat hidup bersama dalam negara demokratis.
"Baik orang Yahudi maupun Palestina akan hidup berdampingan secara damai, dengan pemimpin yang dipilih melalui proses demokratis atau dengan kesepakatan seperti yang diterapkan di Lebanon," katanya.
Menurut Prof. Siti, ketidakpastian yang berlarut-larut dari konflik ini justru akan menghalangi tercapainya perdamaian yang abadi. Ia juga menyoroti peran negara adikuasa, khususnya Amerika Serikat, yang dapat bertindak sebagai mediator yang tidak memihak.
"Jika AS menghentikan dukungannya terhadap Israel dan negara-negara Arab (jika ada) menghentikan dukungannya terhadap Palestina, baik Yahudi maupun Palestina akan memiliki jalan keluar untuk menyelesaikan konflik mereka," jelasnya.
Editor : Zaitun Ul HusnaSumber : Liputan6