KONGKRIT.COM – Peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) disertai dengan penurunan harga saham sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terlibat.
CEO Danantara sekaligus Menteri Investasi, Rosan Roeslani, memberikan tanggapan terkait hal ini.
Ia menjelaskan bahwa tren penurunan harga saham yang terjadi beberapa waktu terakhir bukanlah fenomena yang baru.
Rosan mengungkapkan bahwa koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun hingga keluar dari level 7.000 sudah berlangsung dalam periode tertentu dan dipengaruhi oleh berbagai faktor.
"Ada banyak faktor yang mempengaruhi, mulai dari faktor teknikal, fundamental, hingga faktor pasar lainnya," ujar Rosan dalam CNBC Indonesia Economic Outlook 2025 di Jakarta, yang dikutip pada Kamis, (27/2/2025).
Meskipun demikian, Rosan tetap optimistis bahwa kondisi pasar saham akan segera membaik. Ia menilai bahwa penurunan harga saham tersebut memberikan peluang karena valuasi saham-saham besar (big cap) penggerak indeks menjadi lebih menarik."Saya yakin ke depannya saham-saham kita akan naik, karena valuasi saham-saham kita sudah sangat terjangkau dan baik," tambahnya.
IHSG tercatat turun 2,8% dalam sepekan terakhir, yang membawa tekanan indeks sebesar 6,7% sepanjang tahun berjalan (YTD).
Rosan juga menyebutkan faktor eksternal sebagai salah satu penyebab, seperti langkah Morgan Stanley yang memangkas peringkat MSCI Indonesia akibat ketidakpastian iklim ekonomi domestik.
Dalam laporan yang diterbitkan pada 19 Februari 2025, Morgan Stanley menurunkan rating MSCI Indonesia dari "equal weight" menjadi "underweight".
Editor : Zaitun Ul HusnaSumber : sindonews