KONGKRIT.COM - Arab Saudi dilaporkan siap menjadi mediator dalam perundingan antara Amerika Serikat (AS) dan Iran terkait program nuklir.
Keputusan ini muncul setelah Pemerintahan Presiden Donald Trump kembali menerapkan kebijakan tekanan maksimum terhadap Iran, dengan tujuan mendorong negara tersebut kembali ke meja perundingan untuk membahas pembatasan program nuklirnya.
CNN mengungkapkan bahwa terdapat kekhawatiran di kalangan pejabat Arab Saudi mengenai meningkatnya keinginan Iran untuk mengembangkan senjata nuklir, terutama setelah kelompok-kelompok proksi Iran di kawasan seperti Hizbullah di Lebanon mengalami kemunduran dalam konflik dengan Israel.
Arab Saudi berharap dapat memanfaatkan hubungan dekatnya dengan pemerintahan Trump untuk membuka jalur diplomatik antara AS dan Iran.
Walaupun belum ada pengajuan tawaran resmi dari Arab Saudi, langkah ini menunjukkan niat Riyadh untuk memperbaiki hubungan dengan Iran.
Kedua negara, yang sebelumnya terputus hubungan diplomatik selama tujuh tahun, berhasil memulihkan hubungan mereka pada Maret 2023 melalui mediasi China.Meskipun Presiden Trump menunjukkan keterbukaan terhadap negosiasi, Iran tampaknya belum tertarik untuk kembali ke meja perundingan.
Hal ini disebabkan oleh kekecewaan Iran terhadap keputusan AS di bawah pemerintahan Trump yang menarik diri dari kesepakatan nuklir Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) pada 2018.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, bahkan menyebutkan bahwa pembicaraan nuklir dengan AS saat ini merupakan langkah yang tidak cerdas.
Hingga saat ini, belum ada komentar resmi dari Departemen Luar Negeri AS maupun Kementerian Luar Negeri Arab Saudi.
Editor : Zaitun Ul HusnaSumber : iNews.ID