KONGKRIT.COM - Yonih (68), seorang nenek asal Pamulang, Kota Tangerang Selatan, meninggal dunia setelah antre untuk membeli gas LPG 3 kilogram, yang tengah mengalami pembatasan distribusi.
Berita duka yang menimpa Yonih meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, khususnya adiknya, Rohaya, yang mengenang almarhumah sebagai sosok pekerja keras dan penuh semangat.
Rohaya mengungkapkan bahwa saat terakhir kali bertemu dengan Yonih, kakaknya hanya mendapat dua tabung gas dan diminta untuk kembali membawa KTP sesuai aturan yang baru diterapkan.
“Dia bilang cuma dapat dua tabung, terus diminta balik lagi ambil KTP,” kenang Rohaya, saat ditemui di rumah duka di Kampung Ciledug, Jalan Beringin, Pamulang Barat, pada Selasa (4/2/2025).
Pada hari itu, Yonih sempat bertemu dengan Rohaya saat hendak kembali ke pangkalan gas untuk melengkapi dokumen yang diperlukan.
Tak lama setelah itu, seorang pria yang memiliki usaha laundry di dekat rumah Rohaya datang memberitahukan bahwa Yonih tengah beristirahat karena kelelahan.Sayangnya, saat ditemukan, Yonih sudah dalam kondisi pingsan. Keluarga segera membawanya ke Rumah Sakit Permata Pamulang sekitar pukul 11.30 WIB, namun nyawanya tidak tertolong.
Rohaya mengenang kakaknya sebagai sosok yang gigih bekerja. Setiap hari, Yonih berjualan nasi uduk di depan rumahnya, dan semangatnya yang luar biasa untuk bekerja membuatnya tetap antre gas meskipun cuaca sangat panas dan antrean panjang.
“Kalau enggak punya gas, gimana mau dagang,” ujar Rohaya.
Selain sebagai pedagang, Yonih juga aktif dalam kegiatan pengajian di lingkungan sekitar, dan dikenal sebagai pribadi yang rajin.
Editor : Zaitun Ul HusnaSumber : IDN Times