Di dapur MBG Kebayunan, hampir 15 ribu porsi makanan disiapkan setiap hari untuk 39 sekolah di Depok, termasuk PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA.
Novia Ayu, Kepala Dapur MBG Kebayunan, menyebutkan bahwa hampir 95 persen pekerja yang terlibat dalam proses produksi adalah masyarakat sekitar yang telah dilatih untuk memenuhi standar gizi yang ditetapkan.
Presiden Prabowo juga mengungkapkan permohonan maaf kepada orang tua dan anak-anak yang belum menerima manfaat dari program MBG.
"Saya minta maaf jika belum semua anak dapat menikmati makanan bergizi ini. Kami bekerja keras untuk memastikan semua anak bisa merasakannya," ungkap Prabowo, yang menyadari bahwa proses distribusi membutuhkan waktu untuk merata.
Untuk mempercepat pencapaian target, Presiden Prabowo meminta tambahan anggaran sebesar Rp 100 triliun.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa tambahan anggaran ini merupakan respons terhadap permintaan Presiden untuk mempercepat cakupan penerima manfaat yang awalnya dijadwalkan pada akhir 2025, kini dipercepat menjadi September 2025.
"Pak Presiden ingin percepatan, dan untuk itu diperlukan tambahan anggaran Rp 100 triliun," jelas Dadan pada 25 Januari 2025.Saat ini, anggaran yang telah disetujui oleh DPR RI sebesar Rp 71 triliun diharapkan dapat mencakup 15 juta hingga 17,5 juta penerima manfaat hingga akhir 2025.
Namun, dengan penambahan anggaran ini, diharapkan seluruh target penerima manfaat, yang mencapai 82,9 juta orang, dapat tercapai lebih cepat.
Selain memberikan manfaat bagi anak-anak, program ini juga membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar, seperti yang disampaikan oleh Diana (30) dan Jumiyati (50), warga Kampung Kebayunan yang bekerja di dapur MBG.
Editor : Zaitun Ul HusnaSumber : Republika