Meski ada penurunan pada total aset konvensional sebesar Rp495,44 miliar atau -1,80%, sektor konvensional tetap mencatatkan pertumbuhan yang positif pada total kredit, yang tercatat mencapai Rp21,51 triliun, tumbuh sebesar Rp884,54 miliar atau 4,29%.
Pertumbuhan ini didorong oleh kredit produktif yang mencapai Rp87,68 miliar dan kredit konsumtif yang tumbuh Rp796,86 miliar.
Namun, total dana pihak ketiga untuk segmen konvensional mengalami penurunan sebesar Rp292,26 miliar atau -1,31%, yang disebabkan oleh penurunan pada giro meskipun tabungan dan deposito tercatat mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar Rp161,52 miliar dan Rp248,35 miliar.
Di sisi lain, segmen syariah menunjukkan kinerja yang sangat baik dengan pertumbuhan double digit pada aset, pembiayaan, dan dana pihak ketiga.
Aset syariah tahun 2024 tercatat mencapai Rp6,10 triliun, tumbuh sebesar Rp1,69 triliun atau 38,29% dibandingkan tahun 2023.
Pembiayaan syariah juga mengalami kenaikan signifikan, mencapai Rp4,04 triliun, tumbuh Rp634,26 miliar atau 18,62%.
Total dana pihak ketiga pada segmen syariah tercatat sebesar Rp4,74 triliun, tumbuh Rp1,03 triliun atau 27,77% dari tahun sebelumnya, didorong oleh pertumbuhan pada tabungan dan deposito.Dari sisi rasio keuangan, Bank Nagari menunjukkan hasil yang menggembirakan. Capital Adequacy Ratio (CAR) tercatat mencapai 23,09%, meningkat dibandingkan tahun 2023.
Return on Assets (ROA) sebesar 2,12% dan Return on Equity (ROE) sebesar 14,61%. Bank Nagari juga mencatatkan Net Interest Margin (NIM) sebesar 5,99%, dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) mencapai 95,76% dan Non-Performing Loan (NPL) sebesar 1,85%, yang menunjukkan perbaikan dari tahun 2023.
Namun, Gusti Candra mengakui adanya kontraksi pada kinerja CASA (Current Account Savings Account), yang menjadi fokus perhatian Bank Nagari untuk diperbaiki dalam waktu dekat.
Editor : Zaitun Ul Husna