KONGKRIT.COM – Kota Balikpapan tengah menghadapi permasalahan serius terkait kasus pelecehan seksual yang melibatkan berbagai profesi, termasuk pelatih, guru, dokter, perawat, hingga anggota keluarga sendiri.
Melihat semakin banyaknya kasus yang tengah ditangani oleh Pengadilan Negeri Balikpapan, salah satu korban pelecehan, Nu (22), merasa terdorong untuk mengajak para korban lainnya untuk berani speak up (berbicara) tentang pengalaman mereka.
Nu, yang merupakan salah satu korban pelecehan seksual di Rumah Sakit Pertamina Balikpapan (RSPB) pada 2024 lalu, mengungkapkan bahwa pada awalnya dia merasa takut, malu, bingung, dan stres.
Namun, dengan dukungan dari suami dan keluarga besar, dirinya akhirnya memutuskan untuk melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwajib. Hingga saat ini, kasus tersebut masih dalam proses hukum.
“Saya ingin mengajak semua korban pelecehan seksual untuk berbicara dan melaporkan pelaku kepada pihak berwajib,” sebutnya.
“Jangan diam dan memendam perasaan, karena jika kita diam, pelaku bisa saja mengulangi perbuatannya di kemudian hari,” lanjut Nu dengan tegas.Nu juga menyampaikan rasa tidak percayanya bahwa tempat-tempat yang dianggap aman, seperti sekolah, rumah sakit, atau bahkan rumah sendiri, bisa menjadi lokasi terjadinya pelecehan.
Orang-orang yang seharusnya memberikan perlindungan, malah menjadi pelaku pelecehan.
“Seperti yang saya alami, rumah sakit seharusnya menjadi tempat untuk penyembuhan saya, tetapi malah menambah beban penderitaan saya dengan pelecehan yang dilakukan oleh oknum perawat,” tambah Nu dengan suara lirih.
Peristiwa tersebut meninggalkan trauma yang mendalam bagi Nu. Ia mengaku sering menangis sendirian di malam hari setiap kali teringat kejadian tersebut.
Editor : Zaitun Ul Husna