KONGKRIT.COM - Kepala militer Israel, Letjen Herzi Halevi, mengumumkan pengunduran dirinya pada Selasa (21/1/2025) setelah kegagalannya dalam menghentikan serangan Hamas yang terjadi pada 7 Oktober 2023.
Keputusan ini diambil setelah Israel mengalami beberapa hari gencatan senjata, yang dimulai setelah 15 bulan peperangan di Jalur Gaza.
Dalam surat pengunduran dirinya yang dirilis oleh tentara Israel, Halevi menyatakan bahwa ia bertanggung jawab atas kegagalan tersebut.
Ia juga mengakui bahwa tujuan utama perang Gaza belum sepenuhnya tercapai, meskipun tentara Israel akan terus berupaya untuk membubarkan Hamas, membawa kembali para sandera, dan memfasilitasi kembalinya pengungsi Israel yang terdampak serangan.
Segera setelah pengunduran diri Halevi, Mayor Jenderal Yaron Finkelman, yang memimpin komando militer selatan Israel yang bertanggung jawab atas Gaza, juga mengumumkan pengunduran dirinya.
Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 menjadi yang paling mematikan dalam sejarah Israel, mengakibatkan 1.210 korban tewas, sebagian besar di antaranya adalah warga sipil, menurut data resmi Israel yang dihimpun AFP.Serangan tersebut memicu perang yang menghancurkan sebagian besar Gaza. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, serangan itu mengakibatkan 46.913 orang tewas, sebagian besar di antaranya adalah warga sipil.
Serangan tersebut juga menyebabkan 251 orang Israel disandera, yang memicu krisis besar di dalam negeri. Saat ini, 91 sandera masih ditahan, dengan 34 di antaranya telah dilaporkan tewas menurut militer Israel.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada awal perang berjanji untuk menghancurkan Hamas dan membawa pulang semua sandera.
Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, mengomentari pengunduran diri Halevi dengan menyerukan agar Perdana Menteri Netanyahu dan seluruh pemerintahannya juga mengundurkan diri.
Editor : Zaitun Ul HusnaSumber : Republika