“Pemerintah harus lebih proaktif dan bekerja sama dengan pengusaha bus untuk menertibkan hal ini," lanjutnya.
Senada dengan itu, Sekretaris UNP, Dr. Erianjoni, mengungkapkan bahwa pihaknya telah lama meminta instansi terkait untuk membebaskan jalan depan kampus dari praktik terminal bayangan.
"Kecelakaan sering terjadi karena bus AKDP parkir di sepanjang jalan tersebut, menghalangi jalan keluar masuk kampus," jelas Erianjoni.
“Kami sudah berkoordinasi dengan pihak berwenang, namun masalah ini belum juga terselesaikan,” tambahnya.
Pihaknya juga menyesalkan insiden penusukan yang terjadi di dekat pintu Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNP.
"Kami sangat menyesalkan kejadian ini. Keamanan di sekitar kampus harus lebih diperhatikan. Jangan biarkan kampus menjadi lokasi yang tidak aman," tegasnya.
Anggota DPRD Kota Padang, Rustam Efendi, turut menanggapi kejadian tersebut. Ia mengkritik lemahnya pengawasan terhadap terminal di Kota Padang, khususnya Terminal Anak Aia yang dianggap tidak berfungsi optimal."Terminal Anak Aia seharusnya bisa dioptimalkan, namun akses jalan yang kurang memadai membuatnya tidak dapat mengurangi masalah terminal bayangan di sekitar kampus UNP," ungkapnya.
"Keputusan untuk mempertaruhkan nyawa karena berebut penumpang menunjukkan bahwa iklim ekonomi di Kota Padang masih belum baik,” tutur Rustam juga menyoroti dampak sosial dari insiden penusukan tersebut.
“Pemerintah harus segera mengambil langkah untuk memperbaiki perekonomian lokal dan memberikan solusi terkait masalah terminal ini," sambungnya.
Editor : Zaitun Ul Husna
