KONGKRIT.COM - Kejadian penusukan yang menewaskan seorang agen bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) di depan Kampus Universitas Negeri Padang (UNP) pada Jumat, 17 Januari 2025 lalu, menambah daftar panjang masalah terkait terminal bayangan yang selama ini marak di kawasan tersebut, (20/1/2025).
Insiden ini terjadi setelah terjadi persaingan sengit antar agen bus yang berebut penumpang. Kejadian tersebut menjadi sorotan banyak pihak, termasuk civitas akademika UNP yang mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan tegas.
Penusukan tersebut mengakibatkan Yandra Saputra, agen bus AKDP berusia 39 tahun, meninggal dunia setelah ditusuk di bagian dada kiri oleh agen bus lainnya, yang berinisial SC (47).
Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan mahasiswa dan staf pengajar UNP terkait keamanan dan kenyamanan di sekitar kampus.
Ayu, salah seorang mahasiswa UNP, mengungkapkan kekhawatirannya atas maraknya aktivitas bus AKDP yang menjadikan jalan di depan kampus sebagai terminal bayangan.
"Kejadian ini menunjukkan bahwa area sekitar kampus menjadi rawan kejahatan. Sebelumnya saja sudah ada kasus pencurian motor dan laptop di lingkungan kampus, dan kini ada penusukan. Ini sangat meresahkan," ujarnya.Menurut Ayu, jika praktik bus AKDP yang mangkal di sepanjang jalan depan UNP terus berlanjut, maka potensi timbulnya tindakan kriminal lainnya akan semakin besar.
"Kita tidak bisa hanya diam, harus ada tindakan tegas untuk menertibkan hal ini," tambahnya.
Di sisi lain, Drs. Ardi, M.Si, dosen Departemen Biologi UNP, juga menyuarakan kritik terhadap kurangnya koordinasi antara Polsek, Satlantas, dan Dinas Lalu Lintas dalam penertiban terminal bayangan ini.
"Kami sudah lama melihat adanya ketidakjelasan aturan mengenai aktivitas bus yang mangkal di jalan depan UNP,” ungkapnya.
Editor : Zaitun Ul Husna