A. Suppiah menganggap kejadian tersebut sebagai sebuah mukjizat yang tidak akan pernah dilupakannya.
"Tsunami adalah peristiwa yang mengerikan. Kami hampir kehilangan kedua anak kami, tapi berkat rahmat Tuhan, mereka kembali kepada kami dengan selamat," ujar A. Suppiah.
Kini, setelah dua dekade berlalu, Thulaashi yang kini berusia 24 tahun telah menjadi mahasiswi Akuntansi di Universitas Sains Malaysia (USM).
Meskipun ia tidak mengingat kejadian tersebut, Thulaashi mengetahui kisah mengharukan itu dari sang ayah saat berusia sekitar empat atau lima tahun.
Sejak saat itu, ia selalu bersyukur atas keselamatannya dan mendoakan korban tsunami yang kehilangan nyawa.Setiap tahun, keluarga mereka mengadakan doa bersama untuk mengenang para korban dan memohon perlindungan dari bahaya.
Tragedi tsunami Aceh 2004 meninggalkan luka mendalam, namun kisah selamatnya Thulaashi menjadi sebuah simbol harapan dan keajaiban di tengah kesedihan yang mendalam.
Editor : Zaitun Ul HusnaSumber : kompas.com
