KONGKRIT.COM - Pekerjaan Penggantian Jembatan Kiambang A pada Jalan Nasional ruas Sicincin - Lubuk Alung milik Satker PJN 1 Sumbar menuai sorotan. Pasalnya, beredar informasi bahwasanya pekerjaan yang dilaksanakan oleh PT. Arupadhatu Adisesanti senilai Rp. 24 miliar tahun 2024 dengan konsultan Supervisi PT. Jakarta Rencana Selaras KSO PT. Afiza Bilimko Konsultan terindikasi mengalami keterlambatan dan adanya dugaan pekerjaan tidak sesuai speksifikasi teknis dan gambar kerja.
Untuk memastikan informasi tersebut Kongkrit.com bersama tim, Selasa (10/12/2024) menyambangi Direksikeet PT. Arupadhatu Adisesanti yang tak jauh dari lokasi proyek untuk melakukan konfirmasi kepada manejer pelaksanaan. Sesampai di Direksikeet, Kongkrit.com dan tim langsung ketemu dengan Manejer Pelaksanaan, Opukenigara, namun Manejer Pelaksanaan yang juga mantan PPK Perencanaan di P2JN Sumbar yang sudah pensiun tersebut terkesan menghindar dan mengarahkan kepada Manejer Lapangan, Rambun Jambak.
Rambun Jambak Manejer Lapangan PT. Aruphadatu Adisesanti yang dikonfirmasi, Selasa (10/12/2024) di Direksikeet, terkait progres pekerjaan mengakui kalau pekerjaan mengalami keterlambatan.
"Pekerjaan mengalami keterlambatan akibat adanya review desain pada pekerjaan bore pile, minggu kemarin bobot pekerjaan 68%, minggu ini belum dihitung," ujarnya.
Berdasarkan pengamatan Kongkrit.com pada time schedulle yang ditempel di Direksikeet, pada tanggal 9 Desember - 16 Desember bobot pekerjaan seharusnya sudah mencapai 80,33%. Namun ditanya bobot pekerjaan sekarang, Rambun menyebut akan dihitung jumat depan.
Tak banyak yang dibicarakan saat di Direksikeet, Kongkrit.com bersama tim meminta kepada Manejer Lapangan untuk mendampingi kelokasi pekerjaan. Kelengkapan safety pun dipakai saat berkunjung kelokasi proyek.Saat dilokasi proyek terdapat beberapa keganjilan yang terlihat, mulai bentuk girder beton yang dipasang terindikasi tidak sesuai gambar perencanaan, juga ukuran material batu pasangan untuk pekerjaan bronjong yang terlihat bervariasi.
Berbagai pertanyaan dialamatkan kepada Rambun selaku Manejer Lapangan terkait pemasangan Girder, karena terdapat jarak tapak bagian dalam Abutmen terlihat kosong.
"Tapak yang kosong itu gunanya untuk dongkrak, seandainya nanti jembatan dilakukan perbaikan, dan karet bantalan girder itu ada masanya (umurnya) dan perlu diganti, itulah gunanya. Jadi bukan Girder yang dipasang disana," ujar Rambun.
Selain itu, proyek yang bernomor Kontrak: 24/PPK/SK-PJN1-Bb.03.23.1.1/VIII/2024 tersebut juga terlihat diawasi oleh beberapa inspektor dari konsultan supervisi, namun anehnya, penggunaan material batu ukuran kecil juga menghiasi pekerjaan bronjong tersebut.
Editor : HN. Arya Rajo Sampono