KONGKRIT.COM - Lebih dari 115.000 orang terpaksa mengungsi di Suriah akibat meningkatnya pertempuran di wilayah barat laut negara tersebut, ungkap seorang koordinator kemanusiaan PBB pada Rabu (4/12/2024).
Pertempuran sengit ini terjadi setelah pasukan oposisi berhasil mengusir pasukan pemerintah Suriah dari Aleppo dan merebut sejumlah kota serta desa di bagian selatan provinsi Idlib.
Pasukan oposisi memanfaatkan situasi di mana pendukung utama Presiden Bashar Assad, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, tengah sibuk dengan konflik mereka sendiri.
Serangan ini menjadi yang pertama kali terjadi di kota Aleppo sejak 2016, ketika serangan udara Rusia membantu pasukan Assad merebut kembali wilayah tersebut setelah sempat dikuasai oleh pemberontak.
Dalam serangan terbaru, kelompok jihadis Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan Tentara Nasional Suriah, yang didukung oleh Turki, memimpin serangan terhadap pasukan pemerintah Suriah.
David Carden, Wakil Koordinator Kemanusiaan Regional PBB untuk Krisis Suriah, menyebutkan bahwa sekitar 115.000 orang mengungsi dalam kurun waktu hanya satu minggu.Pengungsian ini dipicu oleh serangan yang menghancurkan fasilitas vital seperti sekolah dan rumah sakit.
"Dampak langsung dari eskalasi ini sangat dirasakan oleh masyarakat di wilayah barat laut Suriah," kata Carden dalam pidatonya di sebuah kamp pengungsi internal.
Ia juga mendesak semua pihak yang terlibat dalam konflik untuk mematuhi hukum internasional dan memastikan perlindungan terhadap warga sipil.
Editor : Zaitun Ul HusnaSumber : Liputan6