Di sisi lain, China juga meluncurkan program tukar tambah kendaraan lama yang mengeluarkan emisi tinggi dengan kendaraan listrik.
Pembeli yang mengganti mobil berbahan bakar fosil dengan kendaraan listrik dapat menerima subsidi hingga 20.000 yuan (sekitar Rp43 juta).
Bagi mereka yang memilih kendaraan listrik dengan kapasitas mesin lebih kecil, subsidi yang diberikan sedikit lebih rendah, yaitu 15.000 yuan (sekitar Rp32 juta), namun tetap menjadi insentif besar untuk mendorong penggunaan kendaraan ramah lingkungan.
Subsidi besar ini merupakan bagian dari komitmen China untuk mencapai puncak emisi karbon pada tahun 2030 dan menjadi negara netral karbon pada 2060.
Kebijakan ini diharapkan tidak hanya mempercepat transisi ke kendaraan listrik, tetapi juga membantu industri otomotif China untuk menjadi salah satu pemain utama di pasar global.
Dengan dukungan pemerintah, produsen mobil listrik China kini bersaing ketat dengan perusahaan-perusahaan besar seperti Tesla.Meskipun subsidi akan berkurang di masa mendatang, langkah-langkah ini bertujuan untuk menciptakan industri mobil listrik yang lebih mandiri dan kompetitif.
Hal ini akan mendorong produsen untuk terus berinovasi, menurunkan biaya produksi, dan meningkatkan kualitas kendaraan listrik, agar harga mobil listrik semakin terjangkau bagi konsumen global.
Editor : Zaitun Ul HusnaSumber : Sindonews