KONGKRIT.COM - Debat publik kedua pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2024 berlangsung panas dengan menghadirkan empat Paslon.
Paslon yakni nomor urut 1 (Deni Asra-Riko Febrianto), nomor urut 2 (Safaruddin-Darman Sahladi), nomor urut 3 (Safni-Ahlul Badrito), dan nomor urut 4 (Rizki Kurniawan-Ferizal Ridwan).
Namun, pernyataan yang disampaikan oleh paslon nomor urut 3, Safni Sikumbang, dalam sesi debat tersebut memicu kontroversi dan kecaman keras dari para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Lima Puluh Kota.
Safni menyatakan bahwa hingga saat ini, tidak ada produk lokal UMKM Kabupaten Lima Puluh Kota yang layak dijadikan contoh atau pilot project.
"Sampai hari ini, satu buah jilbab pun tidak ada yang merupakan produk anak nagari Kabupaten Lima Puluh Kota. Sangat disayangkan, 79 tahun Indonesia merdeka," ujarnya.
Pernyataan tersebut langsung dibantah oleh Ketua Komunitas Craft Luak Nan Bungsu, Siska Mellviasiga, yang juga pemilik Galeri Siska. Siska menyampaikan kekecewaannya atas pernyataan paslon tersebut.“Astaghfirullah, jangan pernah meremehkan kami selaku pelaku UMKM Lima Puluh Kota,” kecamnya.
“Banyak dari kami yang telah mengukir prestasi, baik di tingkat lokal maupun nasional,” ujar Siska pada Jumat (15/11/2024).
Siska memaparkan sejumlah pencapaian pelaku UMKM di wilayah tersebut. Di antaranya, Ahmad Faisal dari Adcra Wooden Toy yang meraih juara 2 IFCA tingkat nasional pada 2024, dan sejumlah UMKM yang menjadi unggulan Bank Indonesia.
Ia juga menyebut nama Lisa Rangkayo Kebaya, yang kerap mewakili UMKM Lima Puluh Kota dalam pameran internasional di Thailand, Malaysia, dan Singapura.
Editor : Zaitun Ul Husna
