Sambungan ke 5, dari tiga tahun bergelimang Belut: Layang-Layang Tersangkut Di Pohon Beringin

×

Sambungan ke 5, dari tiga tahun bergelimang Belut: Layang-Layang Tersangkut Di Pohon Beringin

Bagikan berita
Sambungan ke 5, dari tiga tahun bergelimang Belut: Layang-Layang Tersangkut Di Pohon Beringin
Sambungan ke 5, dari tiga tahun bergelimang Belut: Layang-Layang Tersangkut Di Pohon Beringin

Edi nampak bersemangat dan girang. Saya pun ikut gembira, terus layangan itu sudah sampai di angin tenang, di langit biru.

Dengan sedikit berlari saya mendekati Edi. Tanpa izin saya pegang tali benang layangan itu. Ingin menikmati enaknya main layangan.

Tak ku sangka Edi marah besar. Dikeluarkannya kata-kata kasar. Kata-kata yang melukai. Menukik betul kata-katanya. ÍMaklum saya hidup menumpang dengan orang tuanya.

Hati saya iba. Sedih betul rasanya.Teringat hidup tak ber ayah tak beribu, di negeri orang. Hidup menumpang di rumah orang. Hidup miskin di negeri orang.

Lantas ketika itu saya lansung pulang ke rumah, ke gudang orang tua Edi.

Disitu saya tumpahkan air mata. Meratapi nasib sendiri. Beginilah rasanya menjadi orang tak punya. Makan nasi dengan belut berganti belut.

“Ingin menikmati enaknya main layangan malah kena carut,” demikian H. Epi Radisman, Datuk Paduko Alam SH bercerita.

"Esok harinya adalah hari Senin, di halaman sekolah kami semua siswa, guru, dan pegawai tata usaha SMPN melaksanakan Upacara Bendera.

Habis upacara saya masuk ke ruangan kelas III-A duduk disudut ruang, bangku paling belakang sebelah kiri.

Pelajaran pertama adalah Sejarah. Habis itu pelajaran Georafi diajarkan oleh Bpk. Drs. al-Qudri.

Editor : Zaitun Ul Husna
Bagikan

Berita Terkait
Terkini